Di suatu tempat yang sangat jauh, dan tak ada satu orangpun tau keberadaan nya,
Atau mungkin ada, tapi mereka menganggap nya sebuah khayalan semata.
Negeri Dreamland
Negeri dengan berbagai keindahannya, dunia mimpi yang nyata, berbagai macam kehidupan yang tak ada di dunia lain ada di sini, di negeri ini, ada berbagai macam jenis sumber kekuatan magis tumbuh dan berkembang di dunia ini.
Tapi sayangnya dunia ini hancur lebur, semua keindahan di dunia ini tak ada lagi, sumber kekuatan magis di salah gunakan untuk kelangsungan hidup,
Rakyat negeri ini sangat menderita tentunya...
Di sebuah rumah bernuansa coklat, ada seorang namja tua berumur sekitar 40-an tahun,
Sedang duduk di salah satu kursi di halaman belakang, tiba-tiba ada seorang yeoja tua yang berumur sama dengannya datang sembari membawa satu cangkir kopi untuknya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"tanya wanita itu, setelah menaruh satu cangkir kopi itu di meja kecil samping lelaki tersebut.
"Tidak ada"balas lelaki itu singkat
Wanita itu menatap lekat lelaki yang duduk di sampingnya. menatap lurus ke arah manik mata lelaki tersebut.
"Kau mencoba membaca pikiranku?"tanya lelaki itu, tapi tidak memalingkan wajahnya menatap sang wanita
"Aku ini istri mu, wajar kalau aku khawatir melihat raut wajah mu yang gelisah begitu, memangnya salah kalau seorang istri ingin tau apa yang suaminya pikirkan, sampai-sampai gelisah seperti itu!"ucap wanita itu, atau sang istri panjang lebar.
Sang suami mengambil cangkir kopi yang di buatkan istrinya untuk dirinya, meminumnya sedikit demi sedikit, lalu meletakkannya lagi di atas meja di sampingnya.
"Sebenarnya aku sedang memikirkan tentang peti pusaka itu"ucap suaminya
"Peti!pusaka?"
"Ya, sebenarnya peti itu sudah lama ada, turun temurun dari raja terdahulu, tapi....aku tidak tau di mana peti itu berada,
Ahyeon!"ucap sang suami kepada Ahyeon sang istri,"bukannya kalau turun temurun..."tak sempat ahyeon menyelesaikan kalimatnya sudah terlebih dahulu di potong oleh suaminya.
Hageom.
"Aku tau apa yang kau pikirkan,aku juga tidak mengerti mengapa!"potong Hageom
Tak lama suasana nya berubah hening, tak ada percakapan dari Ahyeon maupun dari Hageom, tapi tiba-tiba terbesit satu nama dalam pikiran Ahyeon.
"Lalu bagaimana kabar tentang putra tunggal raja Jeongsok?"tanya Ahyeon cepat
"Haa...kabar anak itupun aku tidak tau, sudah sangat lama setelah kepergian nya meninggalkan negeri ini"jawab Hageom
"Setelah mendengar kalimat dari penasehat Nam aku menjadi ragu, sekaligus penasaran juga, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku pun sama, apa maksudnya?kenapa ia seolah olah, menyuruh kita mencari keberadaan putra tunggal yang mulia raja Jeongsok?untuk apa?"tambah Hageom
~
Sementara itu di dalam kastil, seorang pria bertubuh tinggi kekar, duduk di atas singgasana nya dengan begitu angkuhnya.
Manik mata merahnya menatap tajam ke arah seorang pria lainnya yang agaknya lebih muda darinya,
Yang sedang bertekuk lutut di depannya, dengan keadaan bersimbah darah di tubuhnya dan mengotori bajunya."Katakan!apa yang kau ketahui"
Ucap pria yang duduk di atas singgasana,
"Cih!untuk apa?"jawab pria yang lebih muda itu.
"Ckck..berani sekali kau?cepat katakan sebelum kau...""Apa"
Belum sempat pria kekar itu menyelesaikan kalimatnya, sudah terlebih dahulu di potong oleh pria yang lebih muda, yang masih setia bertekuk lutut di lantai,
Bagaimana tidak!ia di paksa oleh salah satu prajurit istana untuk berlutut di hadapan pria kekar di depannya ini.
"Takku sangka nyalimu tinggi juga?tapi bagaimana jika aku mempertemukan dirimu dengan para ciffer kesayanganku!bagaimana?"ucap pria kelar itu menatap yang berlutut di bawah dengan seringai yang tercetak di wajahnya.
Pria yang berlutut di lantai hanya menampilkan wajah datarnya, menatap tak minat ke arah lawan bicaranya.
Lalu dia balik menyeringai kearah pria kekar yang duduk dengan angkuhnya di atas singgasana nya.Oh atau bukan singgasana nya!menurut pemikirannya.
"Silakan saja!dan kau akan kehilangan satu-satunya pusat informasi mu, yang mulia raja Hangchan"
Pria kekar yang di sebut namanya sebagai Hangchan, kini mengeram marah, ia merasa sangat kesal dengan kalimat pria yang lebih muda itu.
Lalu ia menyuruh pengawalnya untuk membawa pria itu ke dalam sel tahanan.
Ia mendengus marah, menatap tajam kearah pemuda yang sedang memberontak itu."Akanku dapatkan pusaka itu"monolok Hangchan, sembari mengepalkan jemarinya hingga kuku tangannya memuti menandakan ia sangat marah skarang.
__________________
Tbc...Vote and koment
![](https://img.wattpad.com/cover/204080357-288-k779570.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jisung [ END | Revisi ]
Fantasy"My destiny is to die for the universe, and the course of my life is determined by the contents of the book of eternal life. " - Park Jisung. :: Start : 24 Jul 20🍂 :: End : 04 Apr 21🍁