STORY=10

2K 185 0
                                    

Happy reading..
   Mian kalo ada typo..

__________________

   Sepulang sekolah, Jisung langsung ke kamarnya dengan cepat, Hyujae dan Hyuji yang mengikutinya dari belakang hanya bisa melihat kelakuan Jisung.
Ada perasaan khawatir pada diri keduanya, pasalnya waktu masih di parkiran menuju motor Jisung dan mobil si kembar, tanpa sengaja mereka mendengar pembicaraan Jeno dan seseorang yang tidak mereka kenal, dan apapun yang mereka katakan itu sangat membuat Jisung emosi.

    Flashback_____

  Sekarang Jisung dan kembar JaeJi sedang berjalan menuju parkiran, berniat untuk mengambil mobil Hyujae dan motor milik Jisung.
 
  Lalu tiba-tiba Jisung berhenti berjalan tatapannya tajam dan lurus ke depan, entah apa yang ia lihat, karna penasaran si kembar JaeJi mengikuti arah pandang Jisung yang tajam. dan bisa di lihat mereka bertiga kalau ada seorang pemuda yang sangat familiar sedang berbicara dengan seorang wanita cantik yang sedikit lebih tua umurnya.

   Jisung menajamkan Indra pendengarannya, jadi ia bisa mendengar apapun dari kejauhan.

  Tak berselang lama, tiba-tiba ekspresi wajah Jisung mulai berubah, seketika Hyujae merasakan firasat buruk tentang hal ini, dan benar saja tak jauh dari tempat mereka berdiri tanpak terlihat Jeno sedang berbicara dengan seorang wanita yang tidak mereka kenal.

  
  ...kau yakin ini akan berhasil?...
Ucap Jeno dan di angguki mantap oleh wanita itu.

  sebenarnya Jisung tak ingin ambil pusing dengan hal itu, bisa saja apa yang mereka lihat dan dengar belum tentu benar adanya.
  Tapi semua pemikiran positif itu lenyap seketika, saat si wanita lawan bicara Jeno angkat bicara.

.... ia aku sangat yakin, ini cara terbaik untuk menjatuhkan Jisung dan membunuhnya  dengan begini dreamland dapat kembali seperti semula...
Ucap wanita itu, Jisung mulai tersulut emosi apa-apaan ini membunuhnya agar dapat membawa kedamaian untuk dreamland? pikir Jisung, sekali lagi di garis bawahi MEMBUNUHNYA. sungguh Jisung tak habis pikir akan hal ini.

  Dengan emosi yang meledak-ledak, Jisung berjalan cepat menuju ke arah tempat parkir yang hanya berjarak dua meter dari mereka bertiga berdiri.
  Sampai di motor, Jisung langsung membawa kendaraan roda dua itu dengan kecepatan tinggi menjauh dari area sekolah dan tentunya di ikuti oleh Hyujae dan Hyuji dari belakang.

  Flashback end___

  
    

   Sekarang Jisung berada di kamarnya, sesampainya tadi ia tidak langsung mengganti pakaian, melainkan duduk di pinggiran kasur simple bednya,
  raut wajah Jisung sangat memancarkan aura marah, dan kekecewaan yang mendalam.
  Lagi-lagi semua memori kenangan pahit dan manis, kembali muncul di dalam pikirannya, walaupun lebih banyak kenangan pahitnya.

  Ini salah satu hal yang paling tidak ingin Jisung ingat dan ingin di lupakan olehnya.

  Ia tak habis pikir, kenapa semua masalah harus datang padanya padahal sudah terhitung sudah sepuluh tahun ia pergi, bukankah itu yang mereka inginkan, padahal ia tak tahu apa-apa, tetapi ia di hina dan di fitnah, apa pantas anak yang waktu berumur tujuh tahun, di perlakukan seperti itu.
Lalu dengan rasa sakit yang mendalam Jisung memilih pergi dari negeri kelahirannya, tapi seperti takdir yang selalu membuat dirinya mendapat masalah yang sangat tidak diinginkan.

Setetes bulir kristal bening mulai turun melewati pipi tirusnya, masa bodo dengan laki-laki tidak boleh menangis, ia tidak dapat menyembunyikan lukanya kali ini, ia telah berada di batasannya.
  Sekuat apapun ia menahannya tetap saja, akan ada waktunya ia tak mampu lagi, dan sekarang ini ia merasakannya.

Park Jisung [ END | Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang