STORY=03

4.8K 314 5
                                    

Happy reading 😉
::::::::::::::::::::::::::::::

      Di tempat yang berbeda,
Ada tiga orang namja yang sedang duduk di tepi sungai di bawah pohon, dua di antaranya sedang berbicara satu sama lain, tapi yang ketiga malah diam.

  Ia bangkit dari duduknya berjalan menuju ke tepi sungai, ia duduk menyendiri di sana, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran dan hati nya.
  Saat sedang melamun, menikmati angin yang berhembus sepoi-sepoi, menatap pantulan bayangan nya di air, ia kalut dalam pikirannya sendiri,

Sampai tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya, ia kaget dan langsung membalikkan badannya ke arah belakang.
Dan dilihatnya dua temannya sedang berdiri di belakangnya.

  "Kau kenapa?"tanya namja yang menepuk pundak nya tadi

  "anniya" jawabnya

"Ya gwenchana"tanya namja yang satunya.

"anniya hyung"jawabnya lagi

 
  "Kalau ada sesuatu, katakan saja, jangan di sembunyikan, arasseo, Chenle" ucap namja yang menepuk pundak namja yang bernama  Chenle, yang sedang duduk di tepi sungai.

  "Ya hyung ,"ucap Chenle lagi

"Jadi ada apa, tak biasanya kau murung seperti ini"ucapnya namja yang satunya lagi.

"Jisung"

Satu kata dari Chenle yang membuat keduanya kaget,

Nama itu,

"Jisung?"ulang kedua namja itu.

"Haa...hyung jujur saja aku merindukan Jisung, aku merindukannya hyung sudah lama, sangat lama  aku ingin bertemu....Hiks" satu isakkan lolos dari melut Chenle, ia merasakan sesak di dadanya, sakit..

  Ia pun mulai menangis, kedua namja yang tadinya berdiri diam di belakang kini berada di samping kiri dan kanan Chenle, menenangkan namja imut itu.

"Sudah....sudah, tenanglah Chenle, tidak usah menangis, kita kesini bukan untuk menangisinya, ia tak pantas di tangisi, Chenle, berhentilah menangis,"

  Chenle melepas pelukan pemuda itu, lalu menatap nya dengan mata berair.

"Hyung,masih marah pada Jisung?kenapa, kenapa!apa setelah satu fakta yang terungkap itu, hyung masih tak percaya"ucap Chenle, bulir air mata nya kini kembali turun dengan indahnya.

  "Haa...Chenle, sudah berapa kali hyung katakan haa, berapa kali,....KENAPA KAU SAMA SEKALI TIDAK MENGERTI HAH, AKAN BERAPA KALI AKAN AKU ULANGI!!
AKU MELIHAT DENGAN MATA KEPALA KU SENDIRI JISUNG TELAH MEMBUNUH MEREKA CHENLE......HANYA DENGAN FAKTA YANG KAU BILANG TADI!!ITU TAK AKAN MENJAMIN SEMUANYA CHANLE!!!"
Namja membentak Chenle, nafasnya menderu naik turun, menyiratkan bahwa ia sangat marah, matanya menatap Chenle tajam.

Namja yang satunya lagi, yang kini memeluk Chenle, mencoba menengkan keduanya, dengan posisi ia memeluk erat Chanle yang sedang menangis kembali.

  " Mark Hyung tenangkan dirimu, ku mohon jangan tersulut emosi, misi kita kesini untuk menemukan Jisung dan membawahnya kan, tenanglah, Chenle kau juga yah jangan menangis lagi, sudah yah
...Renjun tak akan suka melihat kau menangis!"ucapnya lembut mencoba menenangkan keduanya.

   "Jeno hyung hiks......hyung!"ucap Chenle sesegukan

  "Iya hyung di sini"jawab Jeno

  Sesaat semuanya hening, tak ada percakapan di antarannya, Chenle sudah tidak menangis lagi, lalu Mark juga diam ia masih merasa marah, Jeno! ia juga diam, ingin sekali ia mencairkan suasana, tapi tak tau harus berkata apa.

  "Yaah, dari pada kita berdiam terus, lebih baik kita bicarakan lagi rencana yang akan kita lakukan nanti,"ucap Jeno akhirnya.

  Keduanya mengangguk kan kepalanya masing-masing, lima belas menit lamanya mereka bertiga berbincang, lebih tepatnya mendiskusikan suatu rencana?...

####

Jisung pov_""

  Hari mulai semakin malam, tapi aku tak bisa terlelap dalam tidurku, baru lima menit aku tidur, lalu terbangun, aku kembali memejamkan mataku, tapi sama aku kembali terbangun.

Sialan!umpatku dalam hati.

   "Kalau tak bisa tidur lebih baik jangan di paksakan tau, dan lebih baiknya kalau kau bermain denganku"
    Suara seorang yeoja mengagetkanku, aku melirik ke sumber suara, dari ambang pintu ku lihat seorang yeoja berambut panjang di ikat satu, dengan dress berwarna hitam hampir selulut, wajahnya yang terkesan cantik nan mempesona, ditambah senyumnya yang membuat matanya menghilang, seakan terpejam, sangat imut.
  Tapi sayang sifatnya yang bisa membuat orang naik pitam, sampai ke ubun-ubun.

   "Apa yang kau lakukan disini Hyuji"ucapku acuh,

  "Tak ada, aku hanya bosan saja"jawabnya masih dengan senyum manis nya

  melihatnya di sini, aku teringat akan kembarannya, Hyujae.
Di mana gadis itu, kenapa kembarannya ini di biarkan berkeliaran sih.

   "Mana Hyujae, tak mungkin kau kesini sendiri"ucapku, aku meliriknya sekilas.

"Ckckck, kenapa kau mencarinya hem, tumben?"jawabnya hah aku rasa ia hanya ingin menggodaku saja cik.

  "Hah...terserahmu"jawabku malas, aku memejamkan kembali mataku,

  "Jangan tidur dulu"tiga kata yang membuatku bingung, ada apa dengannya, tak biasa nya ia berbicara dengan nada seserius itu

  "Ada apa" tanya ku

"Aku membawah pesan dari Daeseok"jawabnya,
Dan sepersekian detik kemudian, aku terduduk di kasurku, menatap manik matanya tajam, aku ingin melihat apa dia berbohong atau tidak, tapi nihil ia tak sedang berbohong.

  Kami saling beradu tatapan tajam, lalu ia memberikan ku sebuah amplop coklat, yang entah apa isinya.

  "Ambil itu, kau akan tau nanti, dan jika kau selesai membaca nya datanglah ke zyambu kami semua ada di sana"kata lagi, lalu menghilang dari pandangan ku.

  Aku kembali menatap ke amplop coklat yang ada di tangan ku, menimbang-nimbang haruskah ku buka sekarang, atau nanti, dan aku memutuskan membukanya nanti, aku melempar asal amplop itu ke arah nakas, lalu memposisikan diri ku senyaman mungkin untuk kembali tidur.
  Perlahan mataku mulai terasa berat, dan menit berikutnya aku tertidur.

Jisung pov_end












__________________________________

Yadahuhuhu...
Nulis apaan lagi aku ni
Jadi geje mulu herman?

Sebenarnya ulan lupa alur chapnya , dan jadilah kek gini...huhuhu

Mianhae.

Ini baru chap ke 3 dan udah kek gini hedeuuu...
Yah semoga kalian suka yah....

Dan mohon maaf kalo ada typo gens
Dan bahasanya yang gak jelas, maklum..hrheh

Oky

See you next chap...

T.b.c

Park Jisung [ END | Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang