STORY=20

1.7K 178 10
                                    

Oky,,happy reading^^

Don't forget to vote and coment yeorebun\\^•^//

  Mian for typo..
____________________________

Terhitung sekarang sudah satu bulan saat Jisung akhirnya memutuskan akan memulai kembali semuanya dari awal, di mana ia telah memilih sebuah tekad dalam dirinya untuk tidak berdiam diri di tempat, di mana ia telah memilih untuk mengambil satu langkah besar dalam hidupnya, dimana saat takdir tidak lagi sama dari yang seharusnya dan dia harus menjalaninya.

Tapi, di sini titik kebingungan dari seorang Park Jisung, di saat ia memilih sebuah jalan yang cukup terjal dan penuh dengan sebuah rintangan, di saat ia telah memilihnya, ia malah belum bahkan tidak membuat atau bertindak kecil untuk selangkah lebih dekat dengan apa yang ia pilih.

Saat itu, Jisung telah merencanakan akan menjauhkan Dreamculture dari jangkauan HangChan, tapi ia malah tidak memulai pergerakan sama sekali, ia bahkan hanya berjalan acuh saat berpapasan dengan dreamis juga Taeyong, selalu begitu tak ada perubahan.

Ingatkan Jisung jika ia tidak bergerak maka sia-sia saja rencana dan apa yang ia susun dengan matang tak ada gunanya sama sekali, dan ingatkan Jisung kalau dia akan kalah bahkan sebelum 'berperang.

"Aaarrggh"teriak Jisung di dalam kamar apartemennya, ia mengacak-acak rambutnya sedikit meremas kuat rambut hitam legamnya, ia terlihat sangat frustasi saat ini.

"Aahh!!sial, dasar bodoh!!"rutuk Jisung pada dirinya, merasa bodoh sendiri saat sadar akan titik salahnya.

"Haaa....di saat begini saja bisa-bisanya aku jadi bodoh seketika!!"lagi-lagi ia merutuki dirinya sendiri, dan kembali tangannya kini menjambak rambutnya.
"Ayolah!!come on....kau jenius Park!!kau pandai ayolah, berpikir....berpikir...AARRGGG!! BANGSAT!1!"monolog Jisung, dan kembali sebuah rutukan di sertai makian terlontar dari mulutnya dan tentu saja tertujuh pada dirinya sendiri.

Jisung menutup wajahnya dengan telapak tangan, ia membaringkan tubuh kurusnya di ranjang empuk miliknya, sesekali berguling-guling ke kanan-kiri layaknya cacing kepanasan.

Jisung kesal, sangat malah.
Bisa-bisanya ia tidak bisa berpikir di saat-saat seperti ini, sungguh menyebalkan.

Sebenarnya bukan tanpa alasan,
Jisung itu terlalu gengsi, yah!hanya gengsi, apa lagi harus bertatapan dengan Mark yang sungguh sangat membuat ia emosi seketika.
Tapi kalau tidak begitu, semuanya tidak akan ada perkembangan, tak akan berjalan sesuai yang di rencanakan.

"Haisss!! menjengkelkan!"gumam Jisung, ia mendengus kesal setelahnya.

"Ah, tuan Cha!aku akan minta bantuannya!!haaa....kenapa tidak dari tadi Park bodoh!"gumam Jisung lagi,

Lalu tak lama Jisung bangkit dari kasurnya, dan berjalan menuju meja belajarnya, di atas meja belajar Jisung sudah ada sebuah bola kaca, terlihat berwarna sedikit kebiruan, tapi Jika di sentu akan menjadi bening layaknya air.

Jisung memejamkan matanya, tangan kanannya memegang bagian atas bola kaca tersebut, lima detik berikutnya Jisung membuka kedua matanya, yang mana manik matanya telah berubah warna menjadi biru laut, bersamaan dengan itu bola kaca yang di pegang Jisung samar-samar mengeluarkan segumpalan asap di dalam bola tersebut, lalu berubah menjadi gambar seorang pria.

"Ya....ada apa Jisung?"
Ucap pria itu, ia menatap tepat di mata biru milik Jisung

"Hm!begini tuan Cha, aku ingin bertanya!!apa kau punya informasi tentang unit Dreamculture?"tanya Jisung, ia langsung pada inti kenapa ia menghubungi pria yang ia panggil dengan sebutan tuan Cha itu.

Park Jisung [ END | Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang