STORY=57

1K 143 25
                                    


   MIAN YOROBUN MIANHAEYO
bukannya ulan mau ngilang:( bnyak bat halangan yg bikin pending huhu...nnti deh di jelasin di akhir chap yh...kalo di awal ntar aneh:)

  Happy reading
mian for typo and
  don't forget to vote and commend

_________________








      Tanpa terasa tinggal sehari lagi adalah perayaan natal, entah sadar atau tidak mereka terlalu fokus pada perkara konflik yang membuat satu semesta menderita, tak terasa hari Natal hanya tinggal menghitung waktu saja.

   
    "Besok natal"gumam Jeno sembari menatap kearah luar jendela, menatap sekitaran rumah.

   "Tak terasa sama sekali"tambah Jaemin yang tengah tiduran di kasur menatap langit-langit kamar.

   "Natal kali ini akan seperti apa?akankah seperti akhir tahun sepuluh tahun yang lalu atau seperti waktu kita kecil"celetuk Renjun, ia tengah duduk di sofa tepat di sudut kamar.

   "Tidak tau"balas Chenle yang duduk di samping nya.

     Seketika suasana di antara mereka menjadi Henning, tak ada yang berbicara lagi masing-masing dari mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

   "Aku ingin kita berkumpul"tungkas Haechan tiba-tiba, ia tengah duduk di lantai sembari bersandar pada lemari pakaian.

   "Bukan cuma kau, kita pun sama...sangat ingin berkumpul bersama yang lain"tungkas Jeno, tapi Haechan menggeleng kan kepalanya membuat yang lain heran.

  "Bukan itu.....bukan berkumpul seperti itu, yah aku juga ingin....tapi maksudku yang tadi itu aku ingin kita berkumpul di tengah sini.....aku merasakan sesuatu yang aneh!"ucap Haechan lalu ia bangkit dari duduknya dan berdiri di tengah

   Sontak saja Mark dan lainnya berdiri menghampiri Haechan, sayup-sayup Chenle juga merasakan keanehan yang sama, perlahan-lahan mereka juga bisa merasakan hal yang sama.
 

     "Dari depan rumah"tungkas Jeno lalu kembali melihat kearah jendela kamar.
  Jeno menatap sekeliling tapi tidak menemukan apapun, hanya ada jalan yang sepi serta beberapa rumah yang nampak gelap.
   Jeno pikir itu mungkin karena si penghuni rumah sudah terlelap dalam mimpinya di hari sudah larut malam, tak salah dan aneh juga.
  Jeno mengerutkan keningnya binggung.

  "Tidak ada apa-apa di luar?tapi sumber energi aneh itu terasa dari arah luar rumah?"tungkas Jeno.
   Ia menatap bingung kearah yang lain, Mark Renjun Jaemin Haechan dan Chenle pun sama binggungnya dengan Jeno.

   "Bagaimana bisa?"gumam Mark.
"Kalian tidurlah, biar aku yang berjaga.... antisipasi jikalau ada hal yang aneh"ucap Mark.
Tapi di tolak secara bersamaan oleh yang lainnya.

   "Tidak!tidak bisa begitu"ucap Haechan

  "Yah, kau juga butuh istirahat Hyung"ucap Renjun sembari menepuk bahu Mark.

   "Benar....kau juga harus tidur Hyung"tungkas Chenle

   "Tapi, jika terjadi sesuatu kita tidak ada yang tau"sela Mark

   "Akan ku buat pelindung di antara kita, jadi tidak akan terjadi sesuatu"ucap Renjun lagi.

   "Kalau kau gunakan kekuatanmu.....itu sama saja, energimu tetap saja terkurang walaupun kau istirahat"kekeuh Mark, tapi lagi-lagi di bantah oleh yang lain.



   Selagi Dreamis berdebat di dalam kamar di kediaman Park, tanpa di sadari ada sepasang mata yang tengah mengintai mereka dari atas pohon tak jauh dari rumah kediaman Park, sepasang mata merah menyala yang menatap tajam keenam pemuda itu melalui jendela yang masih terbuka.

Park Jisung [ END | Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang