STORY=09

2K 198 2
                                    

    /happy reading
Mohon maaf kalo ada typo..

_____________________

   
    Bell pulang sekolah telah berdering dari tiga puluh menit yang lalu, semua anak-anak kelas sudah beranjak pulang, begitu juga dengan para guru, akan tetapi lain halnya dengan Jisung yang entah kenapa belum juga beranjak dari duduknya, biasanya lima belas menit setelah anak-anak kelas pulang Jisung akan beranjak pulang, tetapi kali ini menjadi rekor baru baginya.

   
   Jisung masih terdiam di bangkunya, setelah kejadian di rooftop tadi, entah kenapa ada mengganggu pikirannya sendiri, padahal ia yang hampir saja memulai perkelahian di antara ia dan Mark juga Heachan Jeno dan Chenle.

 
   Tak jauh dari pintu kelas Jisung, Jeno tengah berdiri sembari bersandar ke tembok, entah apa yang dilakukan pemuda itu sendirian.
   Yah, Jeno hanya sendiri di sana, entah apa yang dilakukannya di depan kelasnya itu.

  "Tak bisa di tembus" monolognya sendiri.

Ternyata Jeno berniat menerawang isi pikiran Jisung, atau bisa dibilang membaca pikiran Jisung, tapi nyatanya sangat susah, semua upaya Jeno untuk menerawang ke arah Jisung sangat sulit.
  Tiap kali Jeno masuk ke dalam pikiran Jisung selalu ada bayangan hitam yang menganggu penglihatannya.

  "Sial.... tetap tidak bisa"
Jeno terus bergumam, penerangannya selalu gagal karena adanya bayangan hitam yang seperti melindungi Jisung, padahal dengan menerawang Jeno dapat tau berbagai informasi dan dapat melihat apa yang akan terjadi kedepannya, bahkan hanya melihat dari jauh dari targetnya.

   Tapi sepertinya itu tidak berpengaruh terhadap Jisung,

  "Hahhh.... sepertinya memang tidak bisa!"gumam Jeno untuk kesekian kalinya, ia menggerakkan kepalanya menghadap ke arah kanan, di mana letak pintu kelasnya yang tidak jauh dari tempat ia berdiri.
   Jeno tersenyum simpul, entah apa arti dari senyumannya itu, lalu selepasnya Jeno beranjak pergi dari sana.

  Di waktu yang bersamaan, tanpa disadari oleh Jeno, ternyata sedari tadi ia di awasi oleh seseorang, tidak! lebih tepatnya dua orang.
   Sampai Jeno pergi dari tempat itu, barulah keduanya keluar dari persembunyiannya.

  "Apa dia orangnya?"tanya gadis cantik berambut panjang di ikat.

"Bukan, tapi dia salah satu dari mereka"balas gadis yang lain.

  "Begitukah!!pantas saja kekuatannya sangat lemah, ku kira dia itu orangnya aku sudah kecewa duluan tadi...."celetuk gadis yang berambut panjang di ikat.

  Hyujae spontan menatap tak minat ke arah Hyuji kembaran' nya yang sedari berceloteh tak jelas.
  Lalu berjalan meninggalkan kembarannya itu.

  Hyujae sampai di depan kelas Jisung lalu di ikuti kembarannya Hyuji, mereka berdua masuk ke dalam kelas, dan bisa di lihat mereka, kalau ada seorang pemuda yang sedang duduk termenung di bangku
barisan ketiga di dekat jendela.

  Pemuda tersebut adalah Jisung yang masih stay di bangkunya, Hyuji yang melihatnya merasa miris akan keadaan Jisung kini

"Akhir-akhir ini kau terlalu banyak melamun Jisung"ucap Hyujae di depan Jisung.
Kedua gadis kembar itu duduk di dekat Jisung, tepatnya Hyujae di bangku depan Jisung dan Hyuji di samping kanan Jisung.

"Apa maksudmu?"balas Jisung dengan pertanyaan

  Hyujae tersenyum simpul.

"Jangan pura-pura bodoh"ucap Hyujae lagi.
"Kelihatan jelas banget, kalau kau sedang memikirkan masa lalu mu"lanjutnya.

  Jisung memalingkan wajahnya menatap jendela, baru di awal pembicaraan Jisung sudah mulai tak menyukai arah pembicaraan ini.

  "Kau ini, padahal kau sendiri yang hampir memulai perkelahian antara kau dan Mark... lalu kau sendiri juga yang galau"celetuk Hyuji tiba-tiba, ada nada mengejek di dalam ucapannya yang sontak membuat ia mendapatkan tatapan tajam dari Jisung.

Park Jisung [ END | Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang