"Nama lo siapa?" tanya Jeyar sambil sesekali melirik cewek yang sudah duduk di bangku kayu di depannya itu.
"Gue Biru." sahutnya sembari menusuk minumannya dengan sedotan lalu meminumnya.
Jeyar mengangkat satu alis tebalnya seraya tersenyum miring. "Matching amat nama sama rambut." komentarnya. "Thanks ya. Ganti nggak, nih?" tanyanya.
"Karena kita baru kenal, gue gratisin deh buat lo. Itung-itung membangun image yang baik." sahut Biru sambil memainkan alisnya turun naik.
"Haha. Oke. Btw, kok lo bawa gue kesini? Kenapa nggak ke kantin aja langsung?" tanya Jeyar penasaran.
"Dengan apa yang sudah lo alami tadi di kelas, lo masih nanya kenapa kita sekarang nggak ke kantin?"
"Ya... lagian kan gue bukan siapa-siapa sebenarnya. Artis bukan. Selebgram bukan. Youtuber juga bukan." Jeyar mendumel sambil mengembungkan pipinya.
"It--"
"Jangan bilang karena fisik gue. Udah bosan gue dengarnya."
"Pede banget. Siapa yang mau bilang gitu coba?"
"Lalu apa?"
"Gatau, ah. Bagi rotinya dong. Enak banget kayaknya tuh roti." Biru duduk ke samping Jeyar.
"Dikasih tapi dipinta juga. Gimana sih," protes Jeyar dengan menyodorkan rotinya ke mulut Biru. Tidak disangka mereka cepat sekali akrabnya.
Di sisi lain, Fayra yang melihat kedekatan mereka dari rooftop merasa ada yang mencubit dadanya. Fayra tidak tahu kenapa. Padahal kan semua itu wajar.
Fayra pun berbalik meninggalkan rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Teen FictionAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved