Tingnung!
Bel rumah berbunyi.
Liliam yang sedang memainkan ponselnya di teras lantas beranjak membuka pagar."Hai Kak Liam!" sapa Biru dari luar pagar. Liliam tidak langsung menjawab karena pandangannya langsung bertemu dengan pandangan mata Fayra yang masih berada dalam mobil.
"Eh, dia Fayra, Kak. Adik kelas." ujar Biru menjelaskan.
"Biru!" teriak Jeyar yang baru saja keluar dari pintu dengan menenteng tongkat jaringnya.
Liliam tersadarkan dengan teriakan itu, lantas memberikan senyumannya yang terlambat pada Biru. Seraya membukakan pagar lebih lebar.
____
Beberapa jam yang lalu.
"Jadi, karena orangtua Fayra aku kehilangan keluargaku?" Mata Jeyar memerah. Bukan karena ingin menangis. Tapi ada rasa pemberontakan dalam dadanya. Ada rasa tidak menerima di dalam sana.
"Kamu harus hati-hati dengan Fayra. Bisa saja ia mengetahui semuanya. Kamu paham maksud saya bukan?" Jeyar hanya mengangguk mengerti.
"Tetap bersikap seperti biasa. Cari tahu apa yang sebenarnya Fayra inginkan darimu sebenarnya. Karena buah, tidak akan jauh jatuh dari pohonnya.
_________
"Lapor, Bos. Kami menemukannya."
"Hancurkan segera."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Teen FictionAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved