Fayra POV
Sudah seminggu lewat aku tidak melihat keberadaan kak Jeyar. Aku sudah menanyakan ke teman sekelasnya dimana alamatnya, namun tidak ada seorang pun yang tahu. Ada satu orang yang tempo hari pernah kulihat berdua dengan kak Jeyar di rumah hijau itu, aku belum pernah bertanya padanya. Aku yakin dia tahu sesuatu. Tapi.. tidak tahu kenapa aku tidak berani bertanya padanya.
"Jeyar kenapa nggak pernah kelihatan lagi, sih?"
"Katanya orangtuanya meninggal di Sidney."
"Hah?! Sumpah lo? Kat--"""Orangtua kak Jeyar meninggal? Lo tahu dari mana? Apa lo tahu rumahnya kak Jeyar dimana?" semburku pada mereka yang tak kukenal sedang mengobrol di koridor samping kelasku.
"Kata kak Biru teman sekelasnya. Dia akrab sama kak Biru. Rumah mereka juga deketan di komplek samudra blok A."
Yes. Akhirnya aku berhasil mendapatkan alamat kak Jeyar.
Sepulang sekolah aku berniat untuk melihat ke rumah kak Jeyar. Hanya untuk melihat saja, karena aku dengannya tidak bisa dibilang akrab seperti kak Biru. Yah, meskipun dulu aku memang pernah akrab dengannya, tapi itukan dulu. Untung hari ini aku menggunakan motor, sehingga lebih cepat sampai ke rumah yang dituju.
Rumah kak Jeyar terlalu besar. Ada lapangan basket di samping rumah dan kolam air mancur di depannya. Sekarang dia tinggal sama siapa, ya?
Aku memberhentikan motorku di seberang rumahnya. Aku tidak berniat bersembunyi. Karena aku hanya ingin melihat, tidak ada yang salah bukan?
"Oi! Lo ngapain di situ?" tiba-tiba seseorang dari balik pagar rumah kak Jeyar menyeruku.
"Kak Jeyar?" gumamku. Apa dia sadar aku sedang memperhatikan rumahnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Teen FictionAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved