Mendengar suara kaca pecah dari dalam, membuat Biru lantas masuk ke dalam mencari tahu kalau sesuatu mungkin sedang terjadi pada Jeyar. Benar saja, saat ia masuk Jeyar sudah terduduk di sisi meja dengan serakan pecahan gelas yang tadi disiapkannya.
"Jeyar? Ada apa?" tanya Biru mengampiri.
"Orangtuanya kecelakaan." jawab Liliam. Seraya membantu Jeyar untuk berdiri dan membawanya ke sofa ruang tengah. Biru mengikuti.
Jeyar mengambil ponsel dari saku celananya berusaha menelpon kedua orangtuanya.
"Saya sudah menghubungi mereka sedari tadi. Tapi tidak ada yang menjawab."
"Kak Liam tahu darimana mobil mereka yang meledak?" tanya Jeyar.
"Teman kerja saya yang bertugas menjaga mereka di sana melaporkan."
"Terus bagaimana kabar keadaannya sekarang."
"Tidak dijawab. Nomornya tiba-tiba tidak aktif. Kita hanya bisa berdoa sekarang. Semoga ibu dan bapak tidak mengalami cedera yang serius."
"Aamiin." ucap Biru dan Jeyar bersamaan.
"Biru. Lo nginap ya?" pinta Jeyar pada Biru yang sedari tadi memeluknya.
"Iya. Gue nginap." sahut Biru seraya mengusap pelan punggung Jeyar.
__________
"Lo lagi nyari apaan?" tanya Zarra seraya turun dari pintu mobil mendapati Fayra yang melihat kesana kemari seperti mencari sesuatu.
"Nggak. Bukan apa-apa. Yok, masuk!" Ajak Fayra dengan menggandeng tangan Zarra menuju koridor.
Meski tidak berpapasan dan saling sapa, setidaknya dalam beberapa hari kepindahan Jeyar di sekolahnya, setiap pagi Fayra akan melihat Jeyar datang dengan menaiki skateboard-nya dan tak lupa topi baret yang selalu bertengger di kepalanya.
Hari ini Jeyar tidak kelihatan. Apa mungkin dia telat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Teen FictionAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved