✔️16. Crack!

228 21 1
                                    

"Masa? Salah lihat kali lo." sahut Fayra sambil masih memilih-milih.

"Ih, beneran. Posisinya tuh kek gini, nih." tiba-tiba saja Zarra mempraktekan gaya berpelukannya dua orang yg ia lihat tadi malam pada Fayra yang seketika cengo.

"Lo yakin begini?" tanya Fayra masih dalam pelukan Zarra.

"EHEM!" terdengar deheman dari salah satu pelanggan yang baru saja datang untuk melihat-lihat.

"Jijik banget gila pelukan di tempat umum."
"Dikira nggak ada yang lihat apa ya."
"Welcome to +62,"

Fayra dan Zarra hanya mendengarkan saja komentar itu tanpa berniat untuk membalas.

__________

Malam hari. Besok senin.

"Biru?" Jeyar kaget saat ia hendak membuang sampah lantas bertemu Biru yang berdiri di depan mobil putihnya.

"Hai!" sapa Biru.

"Kok lo tahu rumah gue?" tanya Jeyar setelah membuang sampahnya sembari berjalan masuk ke dalam mengajak Biru.

"Tahu aja. Emang kenapa?" sahut Biru seraya duduk di bangku teras sedang Jeyar membasuh tangan dan kakinya melalui kran air.

"Hampir satu bulan gue balik tinggal di sini, nggak ada seorang pun yang gue kasih tahu kalau gue tinggal di mana." ujar Jeyar dengan ikut duduk di bangku.

"Balik? Maksud lo, lo dulu pernah tinggal disini terus pergi gitu?"

Jeyar mengangguk, "Sepuluh tahun lalu."

"Ooh, em gue tinggal nggak jauh dari sini, sih. Terus pagi kemarin gue sepedaan keliling dan nggak sengaja ngelewatin rumah lo dan lihat lo main basket di halaman samping." jelas Biru.

"Kok, nggak manggil?"

"Males berhenti dan lagi nggak pengen teriak juga."

"Ada ada aja lo. Tunggu bentar." Jeyar beranjak ke dalam berniat mengambilkan air minum.

"Nggak usah repot repot, Jey. Gue nggak lama kok."

"Anggap aja pencitraan buat kali pertama lo berkunjung ke rumah gue, hehe."

"Yaudah, sekalian gue minta es krim kalau ada, ya?"

"Sip. Ada kok. Gue nyetok banyak."


__________

"Jeyar!" panggil Liliam pada Jeyar yang sedang menuangkan air perasan lemon ke dalam gelas besar.

"Kenapa, Kak?" tanya Jeyar tanpa mengalihkan fokusnya.

"Ibu sama bapak..." Liliam tidak melanjutkan kalimatnya.

"Mereka jadi pulang besok, kan?"

"Mobil yang mereka tumpangi meledak tadi sore."

Gelas yang disiapkan Jeyar terjatuh begitu saja menimbulkan bunyi yang sangat nyaring hingga ke depan rumah. Apa yang didengarnya membuat seluruh tubuhnya melemas seketika.

Everything is nothing [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang