✔️18. Nyariin

194 22 2
                                    

"Kak Liam!" panggil Jeyar sesaat melihat Liam keluar dari kamar tamu dengan wajah lelahnya.

"Mereka sudah tidak ada lagi, Jey." sahut Liliam dengan suara parau dan pelan.

Biru datang mengampiri Jeyar yang diam membeku di tempatnya berdiri. Jeyar tidak bereaksi apapun. Wajahnya terlihat semakin seperti mayat hidup. Terlalu putih dan pucat.

"Jey! Lo nggak apa-apa, kan?" seru Biru seraya menepuk pulan kedua pipi Jeyar.

Masih diam. Tidak ada suara atau emosi apapun. Biru menarik Jeyar ke sofa diikuti Liliam di belakangnya.

"Jey, lo jangan kayak gini dong. Gue takut."

"Jeyar, sadar! Jey!"

"Apa kita coba bawa dia ke rumah sakit aja, Kak?"

"Iya. Kita bawa sekarang. Tuntun dia ke mobil."

_______________


"Gue perhatiin lo hari ini gelisah banget, Fay. Ada yang lagi lo pikirkan, ya?" tanya Zidan sambil menyuapkan snack kentang goreng ke mulutnya.

"Ada yang bully lo lagi?"

"Kakak kelas yang itu kan sudah kena peringatan. Apa dia masih gangguin lo, Fay?"

Fayra masih menunduk ke mpek-mpek kuah yang dari tadi hanya diaduk dan belum disuapnya. Seraya menggeleng pelan, "Gue nggak lihat kak Jeyar hari ini."

"Yailah. Segitu bucinnya lo sama dia. Ntar juga kelihatan. Atau lo kepoin akun sosmednya aja, deh." ujar Nilo dengan menyedot es tehnya hingga tetes terakhir.

"Nggak ada. Dia kayaknya nggak main sosmed, deh." sahut Fayra dengan meletakan sendoknya.

"Udah mau 2020 masih ada orang yang nggak main sosmed?" Zarra dibuat heran.

"Lagian lo ngapain nyariin kak Jeyar sampai segininya? Lo nge-fans apa..."

"Ehem! Sini deh kita lihatin ke kelasnya aja gue temenin, siapa tahu dia ada di sana terus lo nggak sempat lihat tadi." tawar Zarra tiba-tiba.

"Tapi, kelasnya di gedung seberang terus lantai 3 lagi, Za."

"Ya terus kenapa? Lo takut ngelewatin kakak kelas yang ada di sana? Ck, kita sekolah sama-sama bayar, Fay. Ayo, buruan. Ntar keburu bel masuk."

Everything is nothing [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang