✔️30. Ghost Hunter

128 15 0
                                    

"Kak Jeyar!" panggil Fayra sesaat melihat Jeyar di koridor kali ini tanpa skateboard-nya.

Jeyar mengampiri.
"Ada apa?"

"Skateboard Kakak mana?"

"Oh, lagi dipinjam sama Biru di lapangan, tuh!" tunjuknya pada Biru yang lagi mencoba skateboard-nya di lapangan basket. Tampak skateboard meluncur tanpa Biru diatasnya.

Fayra mengangguk sambil mencebik samar.
"Eh, iya. Ini aku buatin sarapan buat Kakak." ucap Fayra sembari mengeluarkan wadah bekal dari dalam ranselnya.

"Hm? Dalam rangka apa, nih, lo tiba-tiba ngasih gue makan? Jadi curiga." ujar Jeyar dengan sedikit bercanda.

"Eh, itu aman, kok, Kak, nggak aku apa-apain. Sumpah." sahut Fayra dengan senyuman semanis mungkin untuk meyakinkan.

"Lo jangan senyum kayak gitu, dong. Terlalu manis. Gue takut nggak kuat. Ini gue terima, ya. Makasih, lho. Eh gue duluan ya," ujarnya seperti biasa sebelum pergi mengusap pelan puncak kepala Fayra. Mendapati hal itu, Fayra merasa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya. Ditambah dengan karena apa yang dikatakan Jeyar diawal kalimatnya barusan.

_____________

"Fayra, Zidan. Besok ekspedisi, yuk?!" ajak Zarra tiba-tiba.

"Ekspedisi apaan?" tanya Zidan dengan mengerutkan dahinya.

"Ghost hunter!" jawab Zarra dengan cerianya.

"Baru diomongin udah takut aja muka lo, Fay, haha." komentar Zarra mendapati muka Fayra yang mendadak tegang. Zarra tahu kalau Fayra paling takut dengan semua hal yang berbau horror.

"Gue---"

"Tidak menerima penolakan!"

Habislah sudah.

Setelah itu bel masuk pun berbunyi.

Everything is nothing [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang