✔️46. Kebenaran yang menyakitkan

107 8 0
                                    

"Apa yang sudah Ayah lakukan sama mama?!" teriak Fayra ketika mendapati Kahar mempergokinya dan hampir hendak memukulnya.

Kahar tidak langsung menjawab. Ia mengusap wajahnya dengan kasar. Ia tidak menyangka Fayra dengan cepat mengetahui semuanya.

"Selama ini aku pikir Ayah adalah orangtua yang selalu dapat aku banggakan. Ayah yang pengertian. Penyayang. Aku tidak pernah sehari pun tidak mendapatkan perhatian Ayah. Tapi, kenapa, Yah? Apa yang terjadi di sini?!"

"APA YANG SUDAH AYAH LAKUKAN KE MAMA!?" Fayra berteriak tepat dihadapan Kahar. Tubuhnya gemetar menahan amarah, sakit, dan kekecewaannya.

"Hiks.. Jawab, Yah! Jawab!!" pintanya dengan tak lagi dapat menahan air mata. Fayra menjatuhkan lututnya ke lantai tanpa peduli dengan rasa sakitnya.

"Maafkan ayah, Nak." Kahar bersuara dengan pelan.

Fayra merangkak mengampiri tabung kaca yang berisikan Indira. Wajahnya sudah tak lagi dapat dikenali, meski begitu Fayra, masih dapat mengenalinya lantaran baju yang dipakai Indira sama dengan baju ketika mereka mengambil foto saat ulang tahun Fayra yang kelima tahun.

"M-mma! ma-mamaaa! Hiks! Mama kenapa harus ada di sini? Hiks! Tempat mama bukan di sini."

Kahar hendak mengampiri, namun berhenti ketika Fayra mengangkat tangannya untuk tidak mendatanginya.

"Siapa mereka?"

________________

Zidan dan Nilo dilempar paksa layaknya barang tak berharga. Tangan dan kaki mereka terikat beserta mulut mereka yang disumpal.

Jeyar tidak sadarkan diri. Keadaannya sudah sangat tidak layak lihat lagi.

"Habisi mereka sekarang!!"

Everything is nothing [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang