Mendapati pertanyaan tidak terduga itu membuat wajah Fayra memerah seketika. Antara malu dan agak sedikit sebal sih. Sebal karena Biru mengatakannya tepat di hadapan Jeyar.
"Ooh. Pantesan lo kemarin tiba-tiba ada depan rumah gue."
"Dia ke rumah lo, Jey?"
Jeyar mengangguk dua kali dengan menggumam.
"Lo lucu banget, sih. Muka lo udah merah banget. Sini duduk dulu." ajak Biru menarik Fayra untuk duduk di lantai diikuti Jeyar.
"Eng.. Kak!" panggil Fayra merasa canggung dengan situasi absurd ini.
Jeyar yang menutup matanya sambil menyedot susu kotaknya itu hanya menjawab dengan menggumam. Sedang Biru diam-diam memperhatikan Fayra yang suka curi-curi pandang melihat Jeyar.
"Kita sebenarnya di sini mau ngapain, sih, Jey? Nggak jelas banget sumpah." protes Biru.
"Cuma mau kenalin kalian doang."
Refleks Fayra dan Biru mengangkat sebelah alisnya bersamaan."Yaudah, yuk, bubar. Bentar lagi, bel. Ayo ayo!" Jeyar berdiri sembari mengibaskan rok belakangnya dari debu. Ia berjalan lebih dulu sambil mengikat ulang rambut ekor kudanya.
Sehilangnya Jeyar dari balik pintu, barulah Fayra dan Biru beranjak dari duduknya.
Sejenak kemudian mereka tertawa menertawakan kekonyolan yang terjadi.
___________
"Apa semua yang sudah gue lakuin ke lo itu nggak ada artinya buat lo?!"
Berdiri membelakangi.
"Gue nggak bisa. Gue nggak bisa terima, Dan. Gue...""Gue sayang sama lo, Nil."
"Tapi ini salah, Dan."
Fayra dan Biru menghentikan langkahnya sesaat Jeyar juga memelankan jalannya. Mereka berhenti di anak tangga sembari mendengarkan obrolan dua anak laki-laki yang tak jauh dari mereka.
"Zidan Nilo?" gumam Fayra sesaat mengenali suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Teen FictionAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved