✔️41. Jeyar diculik!?

112 11 0
                                    

"Jeyar! Jeyar! Kamu dimana Jeyar?!" pagi-pagi sekali Liliam berteriak mencari keberadaan Jeyar yang tidak ada di kamarnya.

"Jeyar! Jeyar!" Liliam terus memanggil hingga ke belakang rumah. Tidak ada sahutannya.

Ia mengusap wajahnya dengan frustrasi. Tidak biasanya dihari libur begini Jeyar olahraga keluar dari area rumah. Biasanya ia hanya berjalan di belakang rumah karena tempatnya juga lumayan luas untuk dijadikan tempat olahraga outdoor. Itupun kalau iya Jeyar keluar untuk olahraga. Bagaimana kalau bukan?

Liliam entah sudah berapa kali menelponnya, dan sudah keberapa kali juga Jeyar tidak mengangkat telponnya.

"Jeyar, kamu di mana?" gerutunya dengan gelisah.

___________

Brak!
Biru menabrakan sepedanya pada mobil putih yang baru saja keluar dari rumah Jeyar. Mobil putih itu berhenti sesaat sebelum kembali melaju dengan kecepatan tinggi. Biru bangun dari jatuhnya dan menatap heran pada mobil itu. Ia tidak apa-apa, hanya sedikit lecet pada lengan. Ia lalu menuntun masuk sepedanya ke dalam.

Pintu rumah terbuka. Biru mengetuk pintunya. Tidak ada sahutan atau suara apapun. Biru masuk begitu saja sembari memanggil si pemilik rumah. Setengah jam berlalu, Biru sudah mengelilingi isi rumah dan hasilnya ia tidak menemukan Jeyar di manapun. Rumah ini kosong.

Mobil putih tadi. Setelah Biru ingat, ia tahu siapa di dalamnya, Liliam.

Biru mengambil ponselnya menelpon Jeyar.
Sepuluh kali ia menelpon tidak ada sahutan. Ia lalu menelpon Liliam. Hingga telpon ke sembilan barulah tersambung.

"Kak---"

"Jeyar diculik!"

Everything is nothing [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang