✔️21. Ketahuan

182 19 1
                                    

Sore ini, Biru libur dulu untuk datang ke rumah Jeyar. Pasalnya, nyaris setiap hari Biru selalu datang untuk menemani Jeyar pasca ditinggal orangtuanya.

Diusianya yang masih sangat muda, Biru sudah mampu mengendalikan sebuah bisnis dibidang perkopian. Meskipun ia adalah pemilik dari kedai kopi itu sendiri, Biru merasa tidak enak jika terus menerus tidak masuk untuk membantu pekerjaan karyawannya yang selalu diserbu oleh banyak pelanggannya itu. Biru bilang, tidak ada status bos dan karyawan baginya, pikirnya karena ia dan mereka sama-sama mencari nafkah.

Jeyar masih tidak merasa baik-baik saja sekarang. Masih ada luka dan lubang dalam hatinya. Ia masih merindukan kedua orangtuanya. Harusnya sekarang mereka sudah kembali berkumpul di meja makan outdoor di belakang rumah seperti biasanya. Sayangnya hanya Jeyar sendiri sekarang dengan sepiring buah mangga di hadapannya. Jeyar menghela napasnya terasa berat sembari melihat ke sekitar. Semuanya masih tampak sama. Rindangnya pohon dan sejuknya angin. Ketika pandangannya terhenti pada sebuah papan skateboard yang bersender di arena mini skate, Jeyar jadi teringat dengan ketika ia baru pertama kali bermain skate diajari oleh sang papa. Jeyar selalu jatuh kala itu. Lututnya sering terluka. Lengannya terus ada bekas luka karena sering tergesek semen. Tanpa sadar air matanya menetes.

Tak ingin terus berlarut dalam duka, Jeyar pun beranjak ke lapangan bakset samping rumah. Ia mengambil bolanya lalu melemparkannya ke ring tanpa perhitungan. Hebatnya bola tetap bisa lolos melewati lubang ring. Jeyar berlari kecil mengambil bola yang keluar dari lapangan. Sesaat bola sudah terambil, tanpa sengaja mata Jeyar melihat seseorang yang berada di seberang rumahnya tengah memperhatikan rumahnya. Penasaran Jeyar pun berjalan mendekati pagar.

"Itu kan anak yang pernah gue tolong waktu itu. Siapa ya namanya, duh gue lupa." gumamnya.

"Oi! Lo ngapain disitu?" teriak Jeyar kemudian, karena selama lima menit ia perhatikan anak diseberang rumahnya itu tidak beranjak pergi.

Everything is nothing [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang