Fayra berada di dalam kamarnya sekarang. Ia memilih untuk pulang dari pada ikut mencari Jeyar. Ia tidak menyangka bahwa selama ini orang yang paling ia banggakan dan percayai justru adalah seorang yang paling menakutkan. Fayra membuka pintu kamar Kahar yang ternyata tidak terkunci. Ia mencari sesuatu ke dalam laci-laci atau lemari kecil yang ada. Sampai akhirnya Fayra menemukan ruang rahasia yang mana pintu masuknya berada di belakang lukisan berharga ratusan ribu dollar.
Tempat itu gelap dan berbau amis. Fayra mengambil ponselnya lalu menyalakan senter.
Hampir saja Fayra menjatuhkan senternya setelah apa yang sedang dilihatnya saat ini.
____________
"Kita harus kemana sekarang, Kak?" tanya Biru selepas Fayra minta diberhentikan di jalanan dekat rumahnya.
"Ikuti saya saja dulu. Saya tahu tempat-tempat yang mungkin bisa digunakan oleh para penjagal itu." sahut Liliam sebelum akhirnya mematikan telpon sepihak. Ia lalu melajukan mobilnya diiringi oleh mobil Biru di belakang.
_________
"Nil! Dengar ada suara tembakan nggak?" tanya Zidan sesaat menghentikan kayuhan sepedanya. Mereka lagi sepedaan sekarang dengan menaiki sepeda yang bisa dinaiki berdua itu.
"Iya. Dengar barusan. Kayaknya dari gedung kosong itu, deh." tunjuk Nilo pada gedung bekas hotel yang tidak digunakan lagi.
"Masa iya ada hantu siang-siang main tembak-tembakan?"
"Ish. Ngawur! Mending kita lihat ada apa di sana. Siapa tahu ada yang butuh pertolongan." ajak Nilo yang kembali mengayuh sepedanya. Karena Nilo duduknya di depan, otomatis Zidan yang tidak siap itu hampir terjungkal ke belakang.
"Kalau mau jalan bilang-bilang dulu ngapa!" protes Zidan.
"Sorry-sorry. Udah buruan kayuh, lo berat. Ntar keburu ada yang mati di sana."
"Apa urusannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Ficção AdolescenteAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved