Tanpa Fayra sadari, Jeyar ternyata sudah berdiri di hadapannya dengan papan skateboard yang setengah naik.
"Kempis, Kak."
"Bocor?"
"Harusnya nggak sih."
Setelah mendengar itu Jeyar lantas pergi begitu saja melewatinya. Tanpa menoleh sedikitpun.
Fayra mencebikan bibirnya sembari bergumam, "Kirain mau nolongin."
"Kue Pai!" itu adalah jenis sebutan yang disematkan Zarra untuk Fayra.
"Mau gue jorokin nggak?" tawar Zarra.
"Hah?" Fayra melongo tidak mengerti maksudnya.
"Maksud gue---"
"Nih pompa!" Jeyar datang menyela seraya menyodorkan pompa injak pada Fayra.
"Anjir, gila! Cakep banget. Kak Jeyar kan ya? Yang vampir itu-- eh!" cerocos Zarra begitu saja ketika mendapati kali pertama melihat Jeyar secara langsung di depan matanya.
Fayra yang disodorkan pompa itu pun menyambut dengan gerakan ragu. Namun, belum sampai ke tangannya, Jeyar menariknya kembali seraya berjongkok ke ban sepeda Fayra yang kempis. Jeyar memompakannya.
"Kak Jeyar udah cakep baik lagi. Duh, jadi nge-fans, hehe. Emm, tapi aku duluan, ya, Kak, Fay. Pulangnya hati-hati!" pamit Zarra sembari melirik antara Jeyar dan Fayra sambil senyum-senyum nggak jelas. Jeyar yang mendengar hal itu hanya menggumam meresponnya.
Seperginya Zarra barulah Fayra bersuara lagi.
"Kakak dapat dari mana pompanya?""Sama-sama. Gue duluan pulang, ya. Kebelet. Daah!" ujar Jeyar setelah selesai lalu terburu menjalankan skateboard selaju mungkin.
"Ah... Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Teen FictionAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved