"Jeyar, bangun! Jeyar!" Biru berhasil mengampiri Jeyar ketika para penjaga tengah lengah diluar. Ia menepuk nepuk wajah Jeyar yang sudah semakin pucat pasi.
Liliam turun membangunkan dua anak laki-laki yang terikat tidak jauh dari tempat Jeyar berada.
Prok! Prok! Prok!
"Ada yang berlagak seperti pahlawan rupanya di sini." ujar salah satu penjaga sebelum akhirnya memanggil sekawanannya hingga mengepung mereka berkeliling."Apapun yang terjadi, kita harus keluar dari sini." bisik Liliam.
"Kalian para laki-laki, berusahalah untuk nggak kalah dengan cepat." ujar Biru.
Jeyar berada ditengah mereka berempat. Ia masih belum sadar. Tubuhnya panas.
Brak!
Bunyi pintu yang didobrak. Tiba-tiba saja sekumpulan polisi datang diwaktu yang tepat."Kak Jeyar! Zidan Nilo!" teriak Zarra mengampiri.
"Kita harus bawa Jeyar ke rumah sakit sekarang."
__________
"Biru, kamu pulang dulu saja. Makan. Istirahat." tegur Liliam ketika melihat wajah lelah Biru yang duduk di samping ranjang Jeyar menunggunya siuman.
Zidan, Nilo, dan Zarra sudah pulang daritadi dan berjanji akan datang lagi besok untuk menjenguk Jeyar.
Biru sekali lagi menatap wajah seputih salju itu yang tak lagi terlihat secerah biasanya. Wajah Jeyar seakan meredup seiring dengan luka-luka yang ada pada tubuhnya.
"Cepat bangun. Ada kisah yang ingin gue ceritakan ke lo. Gue balik dulu, tapi nanti balik lagi." bisik Biru tepat ditelinga Jeyar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything is nothing [Completed]
Roman pour AdolescentsAku.. ingin akhir yang bahagia. copyright© ringjump/votavato 2019 All Right Reserved