Lima bulan setelah kepergian laras, tak banyak yang berubah. Fandy dan Devan juga sudah mengikhlaskan Laras dengan sepenuh hati, seorang gadis yang pernah membuat persahabatan mereka renggang.
Mereka selalu teringat akan kenangan kenangan mereka bersama Laras di setiap jalan maupun setiap momen tertentu.
Lupakan soal Laras yang sudah tenang di alam barunya, kembali ke dunia kita, kembali pada sekolah yang menyimpan penuh kenangan bagi murid yang ada di dalamnya.
Saat ini SMA TUNAS BANGSA dipenuhi oleh para walid murid dari kelas 10 sampai kelas 12 untuk pengambilan raport.
Hari ini adalah hari pembagian raport para siswa, sekaligus hari terakhir para siswa masuk sekolah.
"Ayo ma kita udah kesiangan."
"Ya kamu sih, salah siapa tidur malem banget."
Mereka tak memperdulikan tatapan dari wali murid dan murid yang berada di depan kelas.
"Yakan karna tugas negara."jawab Fayola.
"Tugas negara apa! kamu sibuk liat para mantan mantan mama."ucap Friska dengan PD nya.
"Hell to the loo, mama plis deh ah kalo ngipi gakusah tinggi tinggi ya, emang oppa oppa itu ganteng tapi mereka diciptakan bukan untuk mama, yang diciptakan untuk mama itu adalah papa. Oke? Terima aja kenyataan dunia yang sangat pahit ini ma."Fayola mengulurkan tangannya kedepan dan yang satu ia taruh di dadanya.
"Tapi mama manis kok, kamu aja yang pahit wlee."ejek Friska seraya menjulurkan lidah.
"Punya mak gini amat."gumam Fayola, Friska yang mendengarnya langsung naik pitam.
"Bilang apa kamu!"ketus Friska.
"Lupain ah, udah sampe kelas ma."ucap Fayola sambil mendorong mamanya untuk masuk ke dalam kelas.
"Hehe assalamualaikum, maaf telat." ucap Friska dengan tersipu malu.
Fayola di luar kelas tertawa terbahak bahak, semua murid satu kelasnya menatap Fayola dengan tatapan heran.
Tak...
"ADUH ANJIR SAKIT WO-- Eh sayang."
"Kenapa ketawa ngakak kaya gitu?" tanya Fandy seraya mengerutkan dahinya.
"Itu mama ekspresinya lucu banget! Bikin aku ngakak haha."
Fayola kayanya berbakat banget deh jadi malin kundang versi cewek.
"Udah ah gaboleh ngetawain mama, kantin kuy anak anak semua pada disana." ajak Fandy.
"Tap---- eeee HEH TURUNIN ANJIRR NTAR GUA JATOH YANG." teriak Fayola saat tiba tiba Fandy menggendongnya bak karung beras.
"Udah diem aja, kamu tambah berat kalo banyak gerak."
"YA TURUNIN WOI, FAN JANGAN LARI! FANDY."
Suara Fayola menggelegar membuat semua wali murid yang sedang rapat didalam mengintip dari luar jendela, salah satunya orang tua dari mereka.
"Astaga anak sama menantu gue." gumam Maura seraya geleng geleng kepala.
"FAN, GUE JAT---"
"Udah diturunin juga teriak teriak mulu." goda Fandy sembari menyenggol Fayola.
"Ih lu mah yang, bikin gue jantungan anjir." protes Fayola.
Fayola duduk dengan memegang dadanya yang jantungnya meronta ronta ingin keluar.
Fandy tertawa melihat tingkah Fayola.
"Lebay ah, gitu doang masa cemen.""Lebay lebay pala lo botak, jantungan gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Teen Fiction#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...