Sepulang sekolah Fayola menuju mall, ia berencana untuk menonton film di bioskop. Film yang sudah ditunggu nya beberapa bulan akhirnya keluar juga.
Dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya, ia menyusuri mall sendirian. Fayola menuju ke lantai lima dimana bioskop berada, memesan tiket terlebih dahulu sebelum kehabisan.
Karena Film masih diputar satu jam lagi, Fayola memilih untuk shopping baju dan sepatu di bawah.
"Hai."
Fayola menoleh ke samping saat sedang ada di eskalator, disana berdiri seorang laki laki yang ingin sekali ia pukuli.
Tanpa membalas sapaan laki laki itu, Fayola menuruni tangga eskalator secara manual. Ia sangat menghindari lelaki tersebut.
Di belakang laki laki itu mengejar Fayola yang berjalan cepat menjauhinya. Fayola berlari kecil ke basement, ia berniat mengambil mobil dan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu, tempat dimana Leo tak menemukannya.
Laki laki itu kemudian mencekal tangan Fayola membuat gadis itu memberontak.
"Lepasin Leo."
"Kamu kenapa menghindar dari aku sih fe?"
"Satu, lo gak penting, dua, kita gak kenal, tiga, gue udah punya pacar kalau lo lupa."
Leo berdecak kesal.
"Fe, aku mau kita balikan. Aku nyesel mutusin kamu."Plak....
"Gue udah bilang gue gak akan mau sama lo, kan lo sendiri yang mutusin gue demi cewek lo itu."
"Gue udah mutusin dia demi lo!"Leo menaikkan oktaf suaranya.
"Trus, gue harus apa?! Gue harus kasihan sama lo, menghargai semua usaha lo dan nerima lo lagi?"
"Yakali gila, gue gak akan mau mengulangi kesalahan yang sama dengan orang yang sama. Gak ada pengulangan dalam kamus hidup gue, lo camkan itu le."
Leo mencekal tangan Fayola erat sampai pergelangan tangannya merah. Fayola mencoba melepaskan cekalannya dari Leo namun nihil.
"Lepasin bencong."
Kedua insan itu menoleh ke sumber suara, Mereka berdua menatap orang tersebut dengan tatapan berbeda. Leo menatap kebingungan sedangkan Fayola memandang lelaki itu lamat lamat.
"Lo siapa, kita gak kenal gak usah ikut campur."
"Gue emang gak kenal kalian, tapi tindakan lo gak gentle sama sekali."
Laki laki itu menyulut korek api lalu diarahkan ke tangan Leo, Leo pun melepas cekalan dari tangan Fayola.
"Bangsat!"
Leo hendak memukul laki laki yang menolong Fayola, namun urung karena ada satpam yang menarik dirinya.
"Silahkan keluar, anda membuat keributan."
Dua satpam itu menarik tangan Leo, dan Leo jelas meronta ronta ingin dilepaskan. Namun tenaga nya tak cukup kuat untuk melawan kedua satpam mall.
"Lo gak papa?"
Fayola menggeleng, lalu tersenyum manis.
"Terimakasih kak, hm apa kita sebelumnya pernah ketemu? Kok aku gak asing sama muka kakak."
Laki laki itu tertawa kecil, Fayola mengerjap kagum pada laki laki itu, karena senyumnya begitu manis.
"Gue Firga, temen sebangku nya Fandy. Kita pernah ketemu di taman belakang, masa lo udah lupa sih."
Fayola menepuk jidatnya pelan, dirinya benar benar pelupa padahal baru beberapa hari kemarin ia sudah lupa saja.
"Maaf kak maaf banget, aku emang pelupa. Kakak kok bisa disini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Ficção Adolescente#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...