Matahari sangat cerah hari ini, secerah wajah Fayola yang riang. Fayola sangat bahagia karena hari ini Fayola akan bebas dari suruhan tuan Fandy yang terhormat. Ia sangat bersemangat berangkat sekolah, akhirnya masalahnya dengan Fandy sudah selesai.
Saat ini ia sudah berada diruang kelasnya sambil mendengarkan lagu shawn mandes lewat headset nya. Padahal sebelumnya ia tak pernah berangkat sepagi ini.
Dibalik pintu kelas, Fandy mengendap endap masuk ke kelas Fayola. Ia berniat mengagetkan Fayola.
"DOR."
Tak ada reaksi apapun, Fayola tidak terkejut sedikitpun, membuat Fandy mengerucutkan bibirnya karena rencananya untuk mengejutkan Fayola tak berhasil.
Fandy memutuskan untuk duduk di samping Fayola sembari bermain ponselnya.
Fayola menoleh kesamping dan terperanjat kaget saat mengetahui ada Fandy yang disebelahnya, ia mematikan musik yang mengalun di headsetnya.
"Allahuakbar maha besar!"
Fayola memukul lengan Fandy dengan sangat khidmad.
"Ngapain lo disini? kaget gue."tanya Fayola seraya mengelus dadanya.
"Lo tu emang aneh ya. Waktu gue kagetin enggak kaget, waktu gue diem aja lo kaget."protes Fandy.
"Ya lo tiba tiba disamping gue kambing, kan gue shock gitu."bela Fayola.
"Heh oneng! tadi elo udah gue kagetin, tapi sayang lo gak kaget."balas Fandy.
"Gue pake headset bang."jelas Fayola seraya menunjukkan headset yang di lepasnya dari telinga.
"Jelas aja tu kuping budek."cibir Fandy.
"Mulut lo emang persis cewek. Ngapain sih lo disini? Kan tugas gue udah selesai."ucap Fayola.
"Gue tau kali, gue tuh bukan tipe orang yang lupa sama janji gue."
"Ya trus, ngapain lo disini?"tanya Fayola.
"Ya terserah gue lah, ruang kelas juga milik bokap gue."
"Bisa gak gak usah bawa bawa kekuasaan disini?"ucap Fayola malas, jago sekali Fandy ini menyombongkan diri, tapi ya benar juga.
"Haha , apa karna tugas lo udah selesai gue gak boleh nemuin lo?" tanya Fandy.
"Atau mungkin berteman?"
Fayola mengerutkan dahi, kemudian menyentuh dahi Fandy. "Gak panas juga, lo kesambet apaan?"
"Kesambet dimana?"
"Setannya setan apa?"
Fandy menghempaskan tangan Fayola. "Apaan sih lo, gue gak sakit, gue gak kesurupan. Emang salah ya kalo kita temenan?"
"Lo ngajak gue temenan? Heh, emang gue mau temenan sama lo?"tanya Fayola sinis.
"Siapa sih yang gak mau temenan sama gue, secara gue kan itu g--"
"Ganteng, baik, ramah, cool, tinggi, perhatian. Itu terus! Sampe hafal gue sama logat lo." potong Fayola.
"Hehe yayalah, orang normal mana yang gak mau temenan sama gue. Jadi temen gue itu susah banget, antri antri kalo mau mah dan itu pun harus lewat seleksi yang ketat."
"Jadi gimana lo mau kan temenan sama gue?" tanya Fandy sembari mengulurkan tangan.
"Gue? Temenan sama lo? Tidak semudah itu ferguso." ucap Fayola meremehkan.
"Yaudah kalo gitu gue akan terus ngikutin lo dan berusaha biar bisa temenan sama lo."
"Nahlo? Ntar dia ganggu hidup gue yang sudah aman tentram dan sejahtera ini jangan sampe ada acara perbabuan bab dua. Apa gue turutin aja mau nih anak ya?"gumam Fayola dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Teen Fiction#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...