Dia yang Pergi

3.2K 150 1
                                    

Seorang gadis menggeliatkan tubuhnya, ia merasakan hangatnya sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar. Ia mengerjapkan mata berusaha mengumpulkan nyawanya.

Gadis tersebut meneliti setiap sudut kamar yang ia tempati saat ini, ia bingung dimana ia berada, dan bagaimana bisa ia tidur di dalam kamar yang luas nan mewah ini.

Pikiran buruk pun berkecamuk di benaknya, ia mencari Arbi yang tidak kelihatan sama sekali. Namun tak lama ia bisa mendengar suara Arbi.

Tiba tiba pintu kamar terbuka dan menunjukan seorang nenek nenek seusia oma nya tengah menggendong Arbi.

"Akhirnya kamu sadar nak."

Nenek itu mendekat ke arah Fayola, duduk disamping Fayola seraya menurunkan Arbi dari gendongannya.

"Nenek siapa? Saya dimana? Bagaimana saya bisa disini?"tanya Fayola bertubi tubi.

"Tenang dulu sayang."

"Kenalin nama nenek, nenek Ita kamu bisa manggil nenek. Kamu ada di rumah nenek. Kemarin nenek nemuin kamu pingsan di jalan."

Fayola membulatkan mulutnya sembari manggut manggut.

"Ini di daerah mana nek?"

"Daerah Bandung."

"Anak cantik, nama kamu siapa?"tanya nenek Ita seraya mengelus rambut Fayola.

"Nn-nama saya Fayola nek."

"Nama yang cantik, em boleh kah kalo nenek panggil kamu Lala?"

"Bb--boleh nek."

"Kenapa kamu gugup? Nenek gak jahat kali. Kamu darimana?"tanya nenek Ita.

"Saya dari Jakarta nek."

Nenek Ita terlihat terkejut, melihat keadaan Fayola yang jelas tidak baik baik saja, apalagi kemarin ia menemukan gadis itu tergeletak di jalan dengan kaki yang sedikit lecet mungkin karena banyak berjalan.

"Kenapa kamu bisa sampai disini?"tanya nenek Ita lembut.

"Saya kabur dari rumah."

Nenek Ita terkejut mendengar penuturan Fayola."Kenapa kamu kabur sayang?"

Fayola menyenderkan tubuhnya ke pinggiran kasur, lalu mengehembuskan nafasnya sebelum menceritakan luka yang ia rasakan.

"Saya anak yang mengecewakan."

Nenek Ita hanya diam, menunggu Fayola melanjutkan ceritanya.

"Saya dulu merasa kalo saya adalah anak yang paling beruntung sedunia karena memiliki mama dan papa yang sangat menyayangi saya, saya mendapat sepenuh kasih sayang mereka, mendapat rumah sebagai tempat pulang yang hangat."

Fayola menggertakkan giginya juga mengepalkan tangannya sampai kuku kukunya memutih. "Namun semua berubah semenjak kehadiran dia."

"Dia siapa?"

"Dia adalah anak angkat papa mama saya nek, dia sangat licik namun semua orang tidak bisa melihatnya, mereka melihat jika anak itu sangat baik namun sebenarnya dia jahat, ia menyembunyikan sifat iblis nya dibalik topeng malaikat nya itu."

"Lala tidak keberatan, kalau menceritakannya? Nenek tidak akan memaksa, nenek takut membuka luka kamu kembali."

Fayola menggeleng seraya tersenyum.
"Lala tidak keberatan, justru Lala ingin berbagi keluh kesah Lala, Lala tidak bisa menahannya sendirian."

Nenek Ita merengkuh tubuh Fayola, mencoba menguatkannya. Fayola pun mencari posisi ternyamannya, lalu menceritakan kejadian yang menimpanya sejak kedatangan Jessica sampai kejadian kemarin.

Dear, Fayola (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang