Seorang gadis baru saja turun dari pesawat, tampilannya yang sangat modis menjadikan pusat perhatian pengunjung bandara.
Baju tebal khas eropa berwarna hitam, sepatu boots hitam, kacamata hitam yang bertengger di hidungnya dan juga masker slayer berwarna hitam yang menutupi mulutnya.
Siapa yang tak kenal dia, dia adalah pengusaha muda yang sukses sejak dua tahun yang lalu, namanya terpampang dimana mana, dia menjalin hubungan kerjasama bersama tiga negara. Namun sayang, tak ada satupun seseorang yang melihat wajahnya karena slayer dan kacamata hitam yang menghiasi wajahnya.
Pengunjung bandara tak sedikit yang mengambil foto dirinya, ia berjalan dengan mendongakkan kepalanya tanpa mendengarkan dan memperdulikan kericuhan yang terjadi di sekitarnya.
Meski ia di kerubungi banyak orang tapi ia tak takut, tatapan gadis itu cukup membuat semua orang terintimidasi, tanpa seorang bodyguard ia sanggup melindungi dirinya sendiri.
"Nona, mari lewat sini. Tuan muda sudah menunggu nona di mobil."
Gadis itu hanya mengangguk, ia pun berlalu menuju mobil kekasihnya, sopirnya di belakangnya membawa kan koper gadis itu.
Sesampai mobil ia tersenyum lebar melihat kekasihnya yang sedang memainkan ponsel, lebih tepatnya membuka folder galeri foto mereka berdua.
Gadis itu membuka pintu mobil dan langsung memeluk kekasihnya, kekasihnya membalas pelukan gadisnya tak kalah erat, mereka menyalurkan rasa rindu satu sama lain.
"I miss you so much babe."ucap lelaki itu.
"Im so sorry, aku terlalu sibuk belakangan ini. Tapi percayalah aku lebih rindu kamu."
Mereka melepaskan pelukan mereka, kemudian kekasih gadis itu mengecup kening gadis itu kemudian mengusap rambutnya.
"Are you hungry, honey?"
Gadis itu menggeleng.
"No, aku tidak lapar sayang. Bisakah kita jalan ke tempat yang kemarin aku bicarakan?"Kekasihnya mengangguk, lalu sopir itu melajukan mobil. Mobil mereka melesat menuju tempat tinggal seseorang yang sangat berarti bagi gadis itu.
Sesampai tempat yang mereka maksut, mereka langsung disambut oleh seorang pria paruh baya yang akan mengantar mereka untuk menuju tempat tujuan.
"Kita sudah sampai nona, saya pamit pergi dulu mari nona, tuan."
Gadis itu dan kekasihnya mengangguk.
Gadis itu berjongkok kemudian menaruh bunga yang tadi ia beli, sang kekasih membersihkan rumput rumput liar yang tumbuh diatasnya. Gadis itu langsung memeluk nisan seseorang yang sudah berjasa banyak padanya, seseorang yang ia anggap seperti malaikat. Tangisannya sudah tak bisa dibendung, ia mencurahkan semua air mata yang tertahan di pelupuk matanya.
"Hai, maaf ya gue baru bisa kesini sekarang. Maaf, kalo gue baru dateng lima tahun setelah kepergian lo. Pasti lo di sana tau kan kalo gue sibuk banget di sana sampai gue belum sempet kembali kesini, belum lagi janji gue pada diri gue sendiri."
Tangisannya semakin kencang di makam umum tersebut, kekasihnya terus saja mengelus pundaknya untuk menenangkannya.
"Kehidupan kadang lucu ya, tanpa kita sadari terkadang seseorang yang datang bisa menjadi penyelamat hidup kita, sama kaya lo, lo nyelamatin hidup gue. Gue nggak tau apa jadinya gue kalo gak ada lo, gue beryukur bisa ketemu sama lo, lo sangat berarti banget di hidup gue."
"Gue bisa berdiri disini dengan kondisi seperti ini, ini semua berkat lo. Ini semua karena lo, emang dari awal kehadiran lo, lo itu emang penyelamat gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Teen Fiction#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...