"HAH PAKE INI?"
Fayola menginjak kaki Fandy karena lelaki itu tak sopan.
"Iya om cuma punya motor ini, yang matic dipakai Yesi kerja kelompok."
"Gakpapa kok om, motornya juga udah bagus ini. Fandy aja yang suka lebay."
"Oke deh, selamat bersenang senang ya kalian, om masuk dulu."
Sepergian Om Tio, Fayola bersendekap dada seraya menatap Fandy tajam.
"Sopan kaya gitu?"
Fandy mengerucutkan bibirnya seraya menghentak hentakkan kakinya, persis seperti anak kecil yang tak di belikan permen oleh mamanya.
"Ya masa kita kencan pake motor butut kaya gini sih yang."
"Yang penting ada motor, daripada lo jalan. Lagian ini kan sama aja cara makenya kaya motor kamu."
Fandy diam saja.
"Yaudah kalau gak mau, mendingan aku keluar sendiri. Cari cowok baru yang gak malu naik motor bebek ini sama aku."Fayola menunduk lemas lalu beranjak menaiki motor itu.
Fandy melotot, ia menarik badan Fayola dan memeluk gadis itu.
"Iya iya aku mau."
Fayola tersenyum miring, untung ancamannya berhasil. Karena jujur saja, Fayola juga tidak bisa mengendarai motor macam itu.
Fayola berjinjit lalu mencium pipi Fandy.
"Makasih sayang."Fandy tersenyum, sampai salting. Bahkan sampai motor yang ia naiki meloncat kedepan karena gigi nya terinjak satu oleh Fandy.
Wajah Fandy memerah, masih malu ditambah dengan panik, Fayola tertawa terbahak bahak. Lalu Fayola naik di belakang Fandy dan berpegangan pada pinggang Fandy.
Mereka berdua memutuskan untuk berkeliling terlebih dahulu, menyusuri gang gang kecil dan membiarkan angin Jogja menyapa badan mereka. Kerlap kerlip lampu malam di Jogja menjadi daya tarik sendiri untuk mencari kedamaian.
"Ayang mau kemana nih?" tanya Fandy.
"Eh itu kaya nya ada pasar malam deh yang." ucap Fayola seraya menunjuk ke arah lapangan yang sedang ada pasar malam.
"Eh iya, mau kesana?"
"Iya iya ayo kesana." rengek Fayola bersemangat.
"Iya sayang, jangan kaya anak kecil dong."
"Ya emang masih kecil, kamu itu yang udah om om pacaran sama adek adek. Dasar pedo!"
"Gua turunin juga ya lo."Fandy tiba tiba memelankan laju motornya.
Fayola auto berpegangan erat pada pinggang Fandy."Gak mau, wah kamu KDRT deh."
"KDRT apaan, cuma nurunin di pinggir jalan kekerasan darimananya si yang?"
"Ya jalan keras kan? Jadi kalo kamu turunin di jalan berati kamu melakukan kekerasan."
"Apaan sih apaan, gak jelas asli yang."
"Hehe gak jelas gini tapi kamu sayang aku kan?"tanya Fayola.
"Sayang banget dong!"teriak Fandy seraya menyender ke belakang.
Setelah memarkir sepeda motor, mereka berjalan beriringan, Fandy merangkul Fayola menuju pedagang yang menyediakan permainan.
"Kita main itu yuk." ajak Fayola.
"Terserah kamu deh."ucap Fandy kemudian mengikuti Fayola.
Mereka bermain eh ralat hanya Fayola saja, Fandy hanya menonton pacarnya yang sedang asyik dengan dunianya. Ia mengeluarkan ponselnya dan memotret Fayola yang bermain dengan bahagianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Roman pour Adolescents#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...