"Meong, meong."
Fayola terbangun karena mendengar suara anak kucing yang di bawanya pulang kemarin.
"Meong, meong."
Fayola mengucek matanya sembari menguap, lalu menoleh ke sampingnya dimana anak kucing itu duduk dengan memandang Fayola.
"Pagi juga meong ku."
Seakan menjawab sapaan Fayola, anak kucing itu melompat ke kaki Fayola yang akan beranjak ke kamar mandi.
"Meong."
"Bentar ya, kak fe cuci muka dulu."ujar Fayola sembari meletakkan kucing itu di sofa.
Setelah mencuci muka ia melihat anak kucing itu berguling guling di sofa, ia mengangkat dan menggendong anak kucing tersebut.
"Yaampun kamu lucu banget sih, em kak fe kasih nama kamu aja ya biar enak, enak nya kasih nama siapa ya."
"Oh aku tau, kamu aku beri nama Arbi."
"Bagus kan? Coba coba kak fe panggil kamu jawab ya."
"Arbi."
"Meong."
"Anak pinter, yaudah kamu mau makan? Kak fe ambilin dulu ya."
Fayola mengambil mangkuk kecil di dapur, lalu menuangkan makanan kucing yang dibelinya di super market kemarin.
Dengan cepat Arbi menyantap makanan di mangkuk tersebut, Fayola mengelus kepala Arbi dengan gemas.
Fayola membuka jendela nya, membiarkan cahaya matahari masuk. Namun ia dikejutkan dengan surat yang sama seperti kemarin.
'Morning, jangan lupa sarapan. Takutnya ntar lo gak kuat ngadepin tantangan dari gue'
"Siapa sih sebenernya?"
Fayola memikirkan apa motif surat itu diberikan padanya, dendam apa yang dimiliki sang pemberi surat untuk Fayola, dan pertanyaan paling penting, kapan terror ini akan berakhir.
Tak mau terlalu memikirkannya ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi, ia bersiap siap untuk sekolah. Ia pun turun untuk sarapan, Arbi mengikuti nya dari belakang. Di meja makan anggota keluarganya sudah berkumpul.
"Arbi, kamu main sana dulu ya."ucap Fayola seraya melemparkan bola kecil berwarna merah.
"Kucing baru nih ceritanya?"tanya Resya.
"Iya, kemarin fe nemu di pinggir jalan, karna kasian fe bawa pulang lah. Dia tu imut banget, jadi aku kasih nama Arbi."
"Idih bagus banget namanya,"Pahlevi meledek.
"Bilang aja iri wlee."ejek Fayola sembari menjulurkan lidahnya.
"Udah udah makan ntar kalian kesiangan,"lerai Friska menengahi perdebatan Pahlevi dan Fayola.
"Meong meong."
"Aaa papa mama, Jessi takut sama kucing."teriak Jessica karna Arbi bermain main di bawah kakinya.
Fayola menahan tawa di kursinya, ia sekarang tahu apa kelemahan Jessica. Tiba tiba ia teringat sesuatu.
"Jadi bener waktu itu yang teriak dia."
Karena Arbi terus saja bermain main dan juga menjilat kakinya, Jessica pun menendang Arbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Teen Fiction#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...