"Korban dijebak, ini semua sudah di rencanakan."
"Kalau pun ini semua jebakan kenapa semua berjalan seperti tanpa skenario?"
"Sekarang kalau memang saudari Fayola adalah pelakunya dia pasti tidak ada di lokasi, dia akan kabur, bukannya semua maling tak ingin mengakui perbuatannya?"
"Mungkin ini termasuk tak tik nya."
Suasana ruang sidang makin memanas, saling menyanggah satu sama lain. Keduanya memiliki kekuatan yang sama.
Hingga salah seorang tim penyelidik, polisi, beserta dokter masuk ke dalam ruangan sidang dan memberikan bukti yang cukup kuat.
"Izin menyela, kami menemukan bercak darah yang tertempel di jendela, kami berpikir kalau ini adalah darah saudari Resya namun ternyata bukan."
"Darah saudari Resya adalah B+, sedangkan sampel yang kami temukan adalah AB."
"Dan untuk saudari Fayola kami sudah meminta sampel darah dari rumahsakit dimana Fayola pernah dirawat, dan hasilnya adalah O karena orang tua nya yaitu tuan Pahlevi dan Nyonya Friska memiliki darah yang sama yaitu O."
"Mungkin pelaku yang asli meninggalkan bercak saat keluar."
"Dan kami telah mengecek CCTV dari tetangga yang ternyata sudah di potong, namun setelah kami meretasnya terdapat seorang pria yang keluar dari kediaman tuan Pahlevi dengan menggunakan pakaian serba hitam."
Lalu tim penyelidik menampilkan rekaman CCTV.
Akhirnya kekuatan tim Fayola langsung naik pesat, memang masih terjadi ke alotan dalam sidang kali ini namun pada akhirnya Fayola dinyatakan tidak bersalah.
"Karena saudari dinyatakan tidak bersalah, pihak keluarga melarang penuntut dan semuanya yang hadir disini untuk mencari tahu keberadaannya dan menemui saudari Fayola. Barangsiapa yang melanggar akan mendapat hukuman."ucap sang ketua penyelidik yang sudah diberikan amanat oleh nenek Ita.
Friska berlari ke depan menghadap ke ketua tim penyelidik. Bahkan Friska menarik baju ketua penyelidik.
"Dimana anak saya hiks hiks."
"Apa pernyataan saya kurang jelas bu Friska Rosalia?"
"DIA ANAK SAYA, SAYA BERHAK TAU!"
"Dia anak anda, tapi kenapa anda menuntutnya?"
Seketika Friska terdiam, juga seluruh orang di dalam ruangan itu. Akhirnya tim penyelidik pun meninggalkan ruangan tersebut.
Friska berlari mengejar, namun Pahlevi menarik istrinya dan membawanya dalam pelukan.
"Kita biar kan saja dulu Fayola menghilang dari kita, kesalahan kita sudah fatal ma, susah untuk Fayola memaakan kita, kita tunggu kelapangan hati putri kita untuk memaafkan kesalahan besar kita."Pahlevi mengelus punggung istrinya.
Kemudian Pahlevi mengajak Friska pulang ke rumah.
Sesampainya rumah, mereka duduk di sofa ruangan tengah. Mereka berdua duduk bersebelahan dengan pikiran yang berbeda, namun sama tentang Fayola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Teen Fiction#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...