"Mama, Kak Erga nakal nih."teriak seorang gadis berumur 15 tahun.
Seorang wanita cantik yang menyandang status sebagai ibu dari si kembar menutupi telinganya, ia menggeram kesal karena setiap hari pasti mereka bertengkar dan anak gadisnya akan berteriak dengan suara cemprengnya yang memekikkan telinga.
"Apaan, cih ngaduan. Udah kaya anak kecil aja. Eh emang lo masih kecil ya hahaha."ejek seorang lelaki yang mempunyai paras sama dengannya, mereka kembar hanya berbeda 15 menit.
"Heh ngaca lo, kita kembar ya."balas gadis tersebut.
"Erga, jangan gangguin adik kamu mulu! Udah tau adiknya suaranya kaya toa."lerai sang mama yang baru datang dari dapur.
"Ihh mama, kok mama belain kak Erga sih. Aku ngambek aja!"rajuk gadis tersebut.
"Mama gak belain kak Erga, biarin aja kakak kamu itu. Mendingan sekarang Salsa bantuin mama aja yuk, bikin kue."
"O ya, ayo ma. Kan Salsa suka banget buat kue."ucap gadis itu antusias.
Gadis tersebut beranjak menuju dapur bersama mamanya.
"Salsa bantuin mixer adonannya itu ya."
"Oke mama. Oh ya ma, nanti nenek kesini jam berapa?"tanya Salsa.
"Sore mungkin, pati setelah ini tante Lita kesini."
"Oh, Tante Lita kesini juga ya ma? Berati kak El kesini juga?"tanya Salsa.
"Iya."
Salsa melompat girang lalu berjoget ria memutar mutar tubuhnya.
"Yes! Yuhu berarti nanti Salsa bisa minta coklat yang buanyak dari kak El. Katanya kan dia baru pulang dari Prancis."ucap Salsa girang.
"Mama heran sama kamu, padahal setiap hari papa udah bawain coklat buat kamu, masih kurang aja. Gak bosen apa coklat mulu?"
"Ya kurang lah ma, kan dalam kamus Salsa gak ada kata bosen sama coklat!"
"Iya deh terserah kamu. Tapi jangan keseringan mintanya ke kak El. Kan dia juga punya kebutuhan lain, bukan beliin kamu coklat aja."ucap sang mama.
"Iya mama sayang."
Setelah beberapa menit berkutat dengan adonan, kue mereka telah jadi.
"Fayola yuhu, Lita yang cantik telah datang."
"Heh toa, jangan teriak teriak, ini rumah gue bukan hutan ya. Tolong lo inget umur, kita bukan anak muda lagi, udah punya anak."
"Helo Fayola, kan lo pernah bilang anggep aja rumah lo, rumah gue sendiri yekan? Udah jangan marah marah mulu, nih gue bawain oleh oleh dari Prancis."ucap Lita.
"Wah, tante bawain banyak banget. Buat Salsa yang mana tan?"tanya Salsa dengan antusias.
"Idih kalo masalah oleh oleh aja langsung diserobot. Giliran gua suruh aja lemot."cibir Erga yang entah datang darimana.
"Heh monyet, diem lo!"
"Gue monyet? Helloow kita kembar kali. Kalo gue monyet berati lo juga monyet."ucap Erga dengan tampang watadosnya.
"Udah deh kalian, setiap hari berantem mulu, mama capek."
"Halah udah biarin, udah biasa itu fe. Anak gue juga gitu kali."ucap Lita.
"Biasa biasa jidat lo lebar."
"Hadeh, marah marah mulu sih. Pms lu?"tanya Lita seraya mengambil camilan yang ada di meja.
"Tau ah. Oh ya lo kesini sendirian? El sama Gita gak ikut?"tanya Fayola.
"Enggak, tadi El sama Gita pergi ke rumah neneknya dulu, buat nganter oleh oleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Teen Fiction#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...