Keesokan paginya, Fayola dan Resya berangkat bersama Pahlevi. Fayola sudah memberitahu Fandy bahwa hari ini ia akan berangkat bersama sang papa.
Saat turun dari mobil, banyak murid yang mencibir kakak angkatnya yang tak sepadan dengan Fayola yang termasuk salah satu most wanted di kalangan kelas sepuluh.
"Tu cewek siapa sih kok jalan sama Fayola sama papanya."
"Anak pembantunya mungkin."
Dan masih banyak lagi cibiran pedas lainnya. Ya mau bagaimana lagi, Fayola itu bisa dikatakan salah satu primadona sekolahnya. Sedangkan Resya? Rok semampai sampai mata kaki, Rambut dikepang dua, berkacamata yang besar. Sangat berbeda 180° dengan Fayola.
"Udah kak, gak usah didengerin ya." ucap Fayola sembari merangkul Resya.
"Iya fe."jawab Resya seraya menunduk.
Fayola menghembuskan nafasnya dan menghentikan langkahnya, lalu ia memegang pundak Resya.
"Jangan nunduk kak, biasa aja gak usah ngehirauin mereka."
Resya menahan tangisannya.
"Aku gak biasa dilihatin seperti ini fe, apalagi dengan tatapan tajam seperti itu.""Jangan sedih resy, benar kata adikmu tidak usah memperdulikan mereka. Apa yang mereka ucapkan itu tidak penting, percaya lah fe, mama, dan papa sayang sama kamu itu udah lebih dari cukup."
"Tak apa kamu dipandang sebelah mata karena penampilanmu, tugasmu adalah membungkam mereka dengan prestasi kamu. Papa memilih kamu bukan tanpa alasan, papa tau kalau kamu berbakat dan juga pintar jadi papa mau mendapatkan apa yang layak kamu dapatkan."
Pahlevi mengelus pundak Resya, lalu Resya memeluk Pahlevi dengan menangis. Ia merasakan kembali kehadiran seorang ayah yang sudah lama tak ia dapatkan setelah lima tahun ayah kandungnya yang pergi meninggalkannya.
Fayola menyeka air matanya yang keluar, ia sudah tau cerita hidup Resya dari mamanya. Resya adalah seorang gadis desa yang tak mempunyai cukup biaya sehingga ia memilih untuk menjadi kuli panggul di pasar, dan itu membuat hati Pahlevi dan Friska trenyuh.
Kedua orang tua Fayola mencari tau tentang latar belakang Resya selama beberapa bulan ke belakang, dan kemarin mereka memutuskan untuk mengangkat Resya menjadi anak mereka. Karena mereka tau, Fayola butuh sosok saudara agar anaknya itu tak merasa kesepian saat mereka pergi ke luar kota.
"Yaudah ayo kita lanjut jalan."ajak Pahlevi.
Resya dan papa nya menuju ruangan kepala sekolah, sedangkan Fayola menuju kelasnya. Saat sampai dikelas, Fayola langsung diserang oleh para teman sekelasnya dengan pertanyaan.
"Eh fe, denger denger lo berangkat sama anak pembantu. Emang lo punya pembantu?"tanya salah satu murid kelas nya.
"Sembarangan ya mulut lo. Dia bukan anak pembantu, tapi dia itu kakak angkat gue."jelas Fayola seraya menaruh tas nya.
"HAH?"
"Demi apa lo fe?" tanya Lita.
"Iya dia itu kakak angkat gue, baru netes kemaren. Kalau gak percaya tanya aja bapak gue. Mereka lagi diruang kepala sekolah." jelas Fayola.
"Udah udah bubar sana." usir Lita.
"Kok gue agak gimana gitu ya sama tuh anak, kek polos polos bangsat sialan gimana gitu." celetuk Wafi.
"Ngaco lo, jangan karena bentukannya kaya gitu lo bisa memutuskan kaya gitu fi." bela Fayola.
"Tapi kan bisa aja fe, kan dia sering dijulukin peramal sama anak anak karena ucapan dia gak pernah meleset" ucap Lita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Fayola (Completed)
Fiksi Remaja#1 - Kepercayaan (25/08/2020) #1 - Kepedulian (25/08/2020) #2 - Terbuang (25/08/2020) #2 - nangis (25/08/2020) Fayola Thevani Friskananda. Seorang gadis yang merasa dirinya adalah anak paling beruntung sedunia. Putri semata wayang dari Pahlevi nanda...