BUNDA

PROLOG

"Di liatin mulu... Samperin gih, keburu diambil orang" ujar Jeon Hana setelah duduk disebelah sahabatnya Park Jihee.

Jihee mengeleng menjawab ucapan Hana dengan mata masih fokus pada sosok yang sedang makan beberapa meja dari mejanya.

"Dia terlalu sempurna buat remahan rengginang macem gue" balas jihee.

"Yaaa, kalo lo nyadar gitu gue bisa apa" Hana mengangkat bahunya acuh.

"Ih malah di iyain omongan gue" Jihee menoleh protes ke arah Hana disampingnya.

"Ya kan lo yang bilang" Hana mulai sewot.

"Seenggaknya kasih kata-kata motivasi kek"

"Motivasi apa? Motivasi buat nyerah? Gue sih banyak. Lo mau denger?"

"Apaansih kalian masih pagi juga udah heboh"

"Tau dah, orang pada ngeliatin noh"

Min Jaeyong dan Kim Raebi bergabung dengan Jihee dan Hana.

"Hana duluan"

"Lah kok gue?"

"Udah stop. Kalian berisik tau ga?!" Jaeyong menengahi. "Oke, masalah awalnya apa?"

Park Jihee, Jeon Hana, Kim Raebi dan Min Jaeyong. Keempatnya merupakan mahasiswa jurusan seni rupa.

Mereka merupakan sekumpulan hooman berisik yang ga sadar kalau masing-masing dari mereka berisik. Paling heboh di kelas. Bukan anak famous di angkatan, tapi rata-rata orang tau mereka.

Oke mari kita tekankan kata 'tau' disini. Karena, kalau anak angkatan ditanya kenal sama mereka ga? Jawabannya pasti 'Gue ga kenal, tapi tau mereka'. Kenapa jawabannya begitu? Karena kalau mereka kenal pun mereka malu buat ngakuin itu empat human temen mereka. Malu-maluin sih.

Balik ke topik.

"Dia tuh, dari tadi liatin doi melulu. Pas gue suruh samperin dia malah geleng-geleng abis itu bilang 'dia terlalu sempurna buat gue yang cuma remahan rengginang' nah gue iyain dong karena doi nya emang terlalu sempurna buat dia. Tapi dia malah marah-marah karena gue iyain" Hana menjelaskan nyolot.

"Itu sih salah lo bego" Raebi menjitak kepala Jihee.

"AWW SAKIT BEGO" Jihee berteriak kesakitan. Mengundang beberapa pasang mata untuk melihat. Tapi ya berhubung mereka ga tau malu, mereka cuek aja. Seakan-akan ga ada kejadian memalukan yang terjadi barusan.

"Lagian tumben lo ngerendahin diri? Biasanya juga bilang lo yang cocok sama doi" Jaeyong sedang dalam mode kalem.

"Lo ga kecelakaan kan kemaren? Sampai-sampai ada beberapa saraf otak lo yang kembali ke posisi semula?" tanya Hana dengan raut khawatir.

"Ya kali gue kecelakaan. Bawa motor aja gue kaga bisa" sewot Jihee.

"Ya udah lo kenapa?"

"Ga tau, mendadak gue merasa dia susah banget di gapai" Jihee mulai puitis.

Kim Taehyung.

Siapa sih yang ga kenal dia? Satu Fakultas Seni tau dia kali. Ah salah... Maksudnya satu Universitas kenal dia.

Presiden BEM, Presiden Mahasiswa, atau Presma yang sering di panggil Taehyung oleh sesama angkatan atau oleh senior-senior. Sedangkan Kak Taehyung untuk para junior nya.

Awal Jihee tau atau kenal sama Taehyung ga terlalu bagus. Jihee meninggalkan kesan pertama yang jelek.

Jadi awal Jihee ketemu Taehyung itu tiga tahun lalu. Ketika Jihee masih menjadi maba atau mahasiswa baru. Waktu itu pertama kalinya Jihee dan kelasnya mengikuti acara fakultas yang sebenarnya sudah diselenggarakan selama dua minggu. Namun berhubung kelas Jihee ada acara lain yang mewajibkan ikut, jadilah kelas Jihee baru bisa bergabung sekarang.

Mungkin kekurangan informasi atau memang kelas Jihee yang membangkang tidak mau mencari informasi. Jadinya, satu kelas jihee tidak memakai satupun atribut. Dan disinilah Jihee terdiam di barisan paling depan melihat kakak senior yang belum Jihee tau namanya.

Kakak itu jelas sedang marah-marah pada kelas Jihee, namun Jihee malah terpesona.

Matanya itu looo, mengundang banget buat ditatap. Teduh rasanya kalau liat matanya. Alis mata yang menukik. Hidung mancung seperti perosotan tk. Bibir yang kalau tersenyum seperti kotak. Oh, dan jangan lupakan suara bariton yang terdengar cocok sekali dengan dia.

Mata Jihee tak beralih dari melihat fokus pada mata kakak itu. Jihee seperti sudah terhipnotis tidak bisa beralih dari mata hitam legam itu. Matanya mempunyai kekuatan persis sama dengan pasir hisap. Makin menghisap jika bergerak sedikit saja.

Jihee sempat tersentak ketika matanya tiba-tiba bersibobrok dengan mata kakak itu, tapi Jihee itu ahli dalan memainkan ekspresi. Jadi dengan cepat Jihee merubah raut wajahnya datar namun dengan mata berbinar seperti mendengarkan dengan baik. Yaaa semoga saja tidak ketahuan.

Jihee menghela nafas lega secara diam-diam.

Empat detik.

Jihee menghitung berapa lama kakak itu menatap matanya atau berapa lama mereka bertatapan, dengan kakak tersebut masih dalam mode memberi nasihat nya.

Dengan wajah datar dan mata berbinar tertarik, namun kaki melemas dan batin berteriak heboh. Itulah yang dirasakan Jihee tadi.

Uhhh, semoga saja kakinya bisa bertahan sampai waktunya duduk nanti.

15 menit kakak itu memberi nasihat di depan barisan kelas Jihee. Dan selama 15 menit itu pula Jihee memandang kakak tersebut tanpa mendengar satupun nasihat dari beliau.

Sampai akhirnya kakak itu pergi dari depan barisan, Jihee baru tersadar.

'Loh? Udah selesai aja? Ga bisa lebih lama ya?' wajah Jihee mendadak menampilkan ekspresi kecewa.

Namun samar di belakang sana teman-teman barunya memberikan makian pada kakak tadi.

"Ganteng sih tapi galak"

Salah satu yang di dengar Jihee seperti itu.

'Iya kan? Seharusnya gue ngomong begitu, soalnya gue sama temen-temen dimarahin. Tapi? Kenapa gue malah seneng pas dia marah-marah? Ahh ada yang ga beres nih sama gue'

⊙◎ ⓑⓤⓝⓓⓐ ◎⊙

Holaaaaa... Ini Ff pertama gue
Hwhw
Padahal book yang pertama belum kelar.

Oh iya, disini gue ngambil nama anak bighit buat beberapa pemeran.

Selebihnya nama ngasal yang gue tanya sama orang aneh bin ajaib.

Katanya sih ngasal, tapi kalo nanti mirip nama penyanyi atau aktor tertentu jangan di sangkut pautin ya.

Soalnya gue cuma ambil nama anak bighit aja disini.

BTS atau TXT.

Nahhh jangan lupa ya follow, vote sama comment profil dan book gue.

Bagi yang suka fiksi remaja, gue juga ada. Silahkan dibaca.

Have a nice day guyss.

Minggu, 22 Desember 2019