54

747 76 22
                                    

'Apasih Ji. Kenapa sedih? Seharusnya lo tau kalo ini bakal kejadian. Kak Taehyung ga akan pernah bener-bener suka sama lo.

Perasaannya cuma sekedar nyaman. Ga lebih. Dia mungkin salah artiin.

Sadar diri dong Ji. Lo ga pantes di sandingin sama Kak Tae.

Lo ga tinggi. Lo ga langsing. Rambut lo ga panjang. Lo ga anggun. Lo ga cantik. Lo ga kayak Kakak tadi.

Lo bukan permata. Lo pasir. Sadar diri'

Jihee mengutuk dirinya sendiri di benaknya.

Dia melangkah ringan di pinggiran sungai di sebuah taman. Matanya setia menatap air yang mengalir tenang.

Sedikit tersentak ketika kakinya menabrak sesuatu.

"Tante maaf. Bola nya kelempar ke kaki tante" ujar satu bocah yang mendekat dengan wajah bersalah.

Jihee berjongkok mensejajarkan dirinya dengan si bocah.

Tak lupa juga mengambil bola di ujung kakinya.

"Ga papa kok. Mainnya agak ke sana ya, nanti bolanya masuk ke sungai"

"Siap tante. Makasih" bocah tadi berlari setelah menerima bola dari Jihee.

Jihee tetap di posisi nya berjongkok. Sambil menatap kepergian bocah barusan.

Air matanya mulai membendung. Teringat si bocah kecil yang selalu memanggilnya Bunda.

Tapi, tadi...

...tangannya di lepaskan begitu saja. Ntah kenapa, tapi rasanya hampa. Dia merasa tidak dibutuhkan lagi oleh Gitae. Jagoannya tidak sayang lagi padanya.

"Hiks hiks Gitae..."

Kepalanya di tumpukan pada kedua lutut. Menangis kencang disana.

Dadanya serasa di hantam palu Thor. Sakit sekali sampai dia susah bernafas. Kepalanya juga pusing, sebab selalu terngiang percakapannya dengan Taehyung juga Gitae.

Baru kali ini dia merasa seperti ini. Bahkan tangis nya juga terdengar menyakitkan.

Dua gadis yang sedari tadi mengikuti Jihee dari jauh langsung berlari mendekat begitu melihat punggung Jihee bergetar.

Hana dan Raebi memeluk Jihee hangat. Mengucapkan berbagai kata sabar dan penenang.

Yeonjun dan Jaeyong datang di akhir. Tangis Jihee terdengar memilukan di telinga keduanya.

Hana bahkan sudah ikut meneteskan air mata. Baru kali ini dia melihat Jihee menangis seperti ini. Gadis yang biasanya bertingkah bar-bar ini sekarang sedang terpuruk.

Patah hati lebih tepatnya.

Bukan karena satu pria. Melainkan dua.

Satu si Ayah dan satu lagi anaknya.

.

"Mau Kak Jey..." Jihee merengek meminta Hoseok menjemputnya. Dia tak akan pulang kalau tak di jemput Hoseok.

"Iya Bi iya. Kak Hoseok lagi di jalan. Tunggu sebentar lagi ya" Yeonjun berujar tenang pada Jihee.

Mereka sudah membawa Jihee menuju kursi yang tersedia. Karena tak mungkin mereka membiarkan Jihee menangis sambil berjongkok.

"Bayi gue kenapa?" suara Hoseok.

"Kak Jey!" Jihee mendongak cepat. Dapat dia lihat Hoseok yang sedang berjalan ke arahnya.

"Kakak" Jihee menyusul Hoseok yang datang. Dia langsung memeluk Hoseok dan kembali menangis.

"Kenapa? Kenapa nangis?" tanya Hoseok lembut. Tangannya menangkup dua pipi Jihee. Membawa tangkupan itu mendongak untuk menatap ke arahnya.

BUNDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang