Prologue

295 82 90
                                    

Tinnnnnn!!! Tinnnnnnnnnn!!!!

"AWAS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Sritttttttttt...........

Brukkkkkkkk..............

Sosok perempuan kecil itu pun terpental tak jauh. Tergeletak begitu saja di pinggir jalan raya dengan darah yang mengalir begitu banyak. Semua orang langsung mengerubungi perempuan kecil itu. Matanya terpejam begitu saja degan darah yang keluar dari hidung dan mulutnya. Tubuhnya bagaikan direndam oleh darah yang sangat banyak yang keluar dari luka tubuhnya itu.

"Apakah dia masih hidup?"

"Mungkin saja.. seramnyaa"

"Tangannya tertimpa dahan kayu besar, aku tak sanggup melihatnya"

Bisik orang-orang yang mengerumuni.

"Mark! Lihat ada banyak orang di sana!" seru mamanya Mark yang masih berdiam melihat kerumunan banyak orang.

"Mama tunggu di sini, aku mau lihat bentar" Mark pun mendekati kerumunan itu, bahkan dia sampai menyalip-nyalip untuk melihat apa yang sedang dikerumini orang-orang.

Ketika Mark sudah berada di depan perempuan yang tak berdaya itu, dia kaget, matanya melotot, mulutnya sedikit terbuka. Tak percaya dengan sosok perempuan kecil yang seumuran dengannya itu direndami darah. Sangat seram di matanya itu.

"Mark ayo pulang! Jangan dilihatin terus! Nanti kau ikut takut" sahut mamanya langsung menarik Mark keluar dari kerumunan orang-orang itu.

Mobil-mobil ambulance dan polisi pun datang. Perempuan kecil itu langsung dibawa masuk ke dalam mobil ambulance lalu segera dilarikan ke rumah sakit. Para polisi sibuk mengurusi tempat kejadian perempuan kecil iitu ditabrak.

Perempuan kecil yang umurnya sekitar 12 tahun dengan nama Emilia Morris, telah mengalami kecelakaan yang cukup parah, untunglah dia tak mengalami pendarahan di kepalanya. Hanya saja, dia kehilangan bagian tubuh yang sangat berharga baginya.

"Lia! Udah bangun?" tanya Mia, mamanya Emilia.

"Ma..maa" ucap Emilia sambil membuka matanya dan melihat mamanya yang berdiri di sampingnya. "ini di mana?" tanya Emilia heran dengan tempat yang tak biasanya ia lihat.

"Di rumah sakit, kamu mengalami kecelakaan dua minggu yang lalu, cepat sembuh ya"

Emilia langsung berusaha duduk di kasur.

Krkkk...

Sesuatu yang merasa aneh di tubuhnya, bunyi-bunyi yang belum pernah didengarnya dan baru kali inilah dia mendengarnya, bunyi besi yang bergesekan dari arah kanan tubuhnya, dia langsung melihat tangannya yang dipenuhi perban itu.

Emilia berusaha menggerakan tangan kanannya yang bentuknya terlihat cukup aneh, seperti tak memiliki kulit atau terlihat tulang saja, tapi ditutupi perban.

"Ssuu..sahh" ucapnya yang susah menggerakkan tangan kanannya itu.

"Jangan banyak bergerak dulu!" cegah Mia.

"Emang kenapa ma? Dan.. kok susah digerakkin? Kok rasanya bbb..bukan tanganku ya?" tanya Emilia kaget dan sedikit panik.

"Tangan kananmu... suu..dahh.. hancur" ucap Mia ikut sedih, Emilia yang kaget dan melotot itu langsung meraba-raba tangan kanannya, dia penasaran dengan apa yang ada di dalam perban itu.

Ceklekk..

"Emilia bisa membuka perban di tangannya" ucap dokter yang baru masuk itu. "silahkan dibuka.. jika Emilia sudah siap" lanjutnya lalu duduk di samping Mia dan Emilia.

SUMMER RAIN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang