Part 10 : You're So Precious

83 36 14
                                    

Esoknya...

"Udah siap belum, Lia? Ntar ketinggalan pesawat"

"Udah ma, ayo!" perasaan sedih pada Emilia sudah timbul.

Sementara itu, di sekolah, semuanya tampak heran, padahal bentar lagi masuk tapi Emilia belum datang.

"Kok tangan setan itu gak ada ya??" tanya Diana heran.

"Ya, mencurigakan.. atau dia mau buat masalah?" timpal Moly.

"Mungkin saja, dia kan murung akhir-akhir ini. Kurasa dia menyerah tuk mengajak orang berteman ckck!"

"KALIAN SEMUA! ADA KABAR BURUK!" teriak Roy.

Mark yang baru sampai di kelas itu langsung menaruh tasnya lalu bersandar di kursinya dengan lemas, kelopak matanya hitam karena dia gak bisa tidur semalam.

"Diam kau! Ganggu! Aku ngantuk!" sahut Mark kesel.

"Emilia!! Diaa..pindah ke Dublin dan melanjutkan sekolah di Dublin, dia gak mau melanjutkan sekolah di sini gegara dibully dan dihina. Itulah yang menyebabkannya murung akhir-akhir ini, ibunya bahkan gak setuju dia berada di sini lagi. INI SEMUA SALAH KITA! Aku bertemu dengannya ketika di jalan tadi, dia sedang menuju ke bandara sekarang, dia juga meminta padaku untuk mengucapkan kata terima kasih kepada kalian semua" ujar Roy yang membawa berita dari Emilia itu.

Sontak semuanya kaget, apalagi Moly, Diana, dan Mark yang sering membully Emilia.

"WHAT?!" ucap Diana dan Moly serempak dan membulatkan matanya.

"Hah?" Mark itu ikut membulatkan matanya.

FLASHBACK...

"Emilia!" teriak Roy melihat Emilia yang ada di dalam mobil itu.

"Rrroy?! Ma!! Berhentiin mobilnya!"

"kenapa?"

"cepetan!"

Mobil pun berhenti, Emilia langsung keluar dari mobil dan menghampiri Roy itu.

"Kau mau ke mana? Kok gak pake seragam sekolah dan gak pergi sekolah?" tanya Roy heran.

"Maaf ya Roy, sebelumnya aku mau ngomong makasihhh bangettt karena pidatomu yang kemarin itu sungguh menyentuh. Berikan salamku pada yang lain, cuma makasih aja sih. Soalnya aku mau sekolah di Dublin, mamaku yang menyuruhku paksa, karena aku sering dibully dan dihina. Tapi aku tetap sayang kalian semua kok"

"Yaa... itu tapii, kenapa sekarang?"

"Maaf banget ya" sahut Emilia sambil memegang tangan Roy.

"Yaudah... selamat tingg-" perkataan Roy terpotong oleh Emilia.

"Gak ada kata selamat tinggal, oke? Aku mau berangkat takut terlambat"

"Ohh iyaaa.."

Emilia pun kembali ke mobilnya dan melanjutkan perjalanannya ke bandara. Roy langsung lari sekencang-kencangnya ke sekolah dengan membawa berita buruk.

FLASHBACK OFF...

"Dia di mana sekarang?" pertanyaan aneh itu keluar dari mulut Mark.

"Kok nanyainnya? Bukannya kau membencinya?" tanya Roy heran.

"Semalam aku gak bisa tidur gegara merasa cemas akan sesuatu, mungkin tentang Emilia. Rasanya aku seperti akan mendapatkan musibah yang beruntun menimpaku, dari semalam aku memikirkan Emilia terus, dan aku tidak tahu maksud dari semua itu" ujar Mark.

"Kau?? Kau..? Khawatir pada Emilia?" tanya Roy kaget.

"Entahlah, kurasa begitu... aku juga merasa khilaf dan menyesal padanya, perkataannya kemarin itu terdengar sedih. Pantas saja kemarin perkataannya terdengar seperti perpisahan, dia mau ke Dublin, kan? Dia di mana sekarang? AYOLAH JAWAB PERTANYAANKU?"

SUMMER RAIN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang