Part 26 : Change [Finish!]

41 13 3
                                    

"Sarung tangan panjang? Kok hadiah dari mereka berdua sama? Bodo amat.."

...

"Mark! Namamu.. Mark, kan?"

"Iya.."

"Kau pasti mengenalku, kan?"

"Iya.. Hasegawa.."

"Sangat tidak sopan! Panggil aku Hasegawa-sama! Enak didengar sihh"

"Baik..lah" saat ini, Mark hanya bisa tunduk di depan cewek kecil itu.

"Jangan tunduk di hadapanku! Kau itu penerus, kan? Kita ini sama-sama penerus.. bedanya kau masih calon dan aku memang sudah menjadi penerus. Ya biarlah.. sudah dua bulan kau belum mendapatkan tangan kanan itu. Kali ini aku akan mengawasimu, aku bosan tidak ada pekerjaan,"

"Iya.. tapi akan lebih baik jika tidak mengawasiku"

"Kenapa? mencurigakan.. Atau jangan-jangan.. kau menyukai cewek yang namanya Emilia itu? Semua laporan yang kuterima yaa.. sangat.. lebih.. menjijikan"

"Bukannn!!"

"Jadi?"

"Kau tak lihat apa?! Dia itu imut dan terlihat lemah. Jika dia kehilangan tangannya itu mungkin akan membuatnya sedih, aku juga bakal sedih.. karena aku punya hutang dengan tangan kanannya itu. Itu baru tangan, jangan saja kalau sampai nyawanya yang hilang gara-gara kalian, dia itu tidak membuat kesalahan!" tegas Mark dengan suara keras di depan Hasegawa.

Namun, Hasegawa hanya memasang senyum sumringahnya. Rencana apakah yang akan dilakukan oleh penerus kecil licik ini?

"Menurut laporan.. kau menyukai wanita itu, KAN?!!" teriaknya balik di depan muka Mark. "AKU TAK PEDULI! JIKA KAU TAK MENGAMBIL TANGAN ITU DENGAN JANJI WAKTU ENAM BULAN YANG TELAH BERJALAN, AKU YANG AKAN MENGHANCURKAN KOTA INI, BILA PERLU SAMPAI SELURUH KOTA DI BENUA INI!"

"Jangan!" muka Mark yang bimbang itu sangat terlihat takut.

"Mangkanya, jangan sampai kau membuatku marah lagi! Ini kan sudah dua bulan berlalu semenjak kita buat perjanjian itu, jika dua bulan ke depannya atau bulan ke empat kau tak dapat tangan kanannya, kedua tanganmulah yang akan hilang dan digantikan tangan besi. Tapi buatan kami, sangat hebat lho.. kau pasti suka. Yaudah, ayo keluar!

Hasegawa yang mukanya masih diselimuti amarah itu keluar dengan perasaan sabar. Sementara itu, Mark yang menyusulnya tampak cemas akan sesuatu.

...

"Lia!" panggilan itu membuat Emilia berbalik dan menoleh ke belakang.

"Hah? Iya..kenapa?"

"Huuhh.. huuhh... KAU JANGAN AMBIL MARK DARI TANGANKU!" ancamnya yang lagi ngos-ngosan sambil menunjuk muka Emilia.

"Maksudnya?"

"Mark! Aku suka Mark! Jangan rebut dia! Kau telah merebut Bryan, untuk kali ini jangan rebut Mark juga! Aku tidak akan mengampunimu jika kau merebutnya"

"Alice.. aku gak menyukai Mark"

"BODO AMAT! Pokoknya jangan kau ambil!!"

"Jika dia yang menyukaiku, gimana?" pertanyaan itu membuat Alice kaget lalu terdiam, mulutnya yang barusan terbuka itu tak mengeluarkan suara dia kehabisan kata-kata.

"Kalau begitu, jangan bicara ataupun berduaan lagi dengannya!" tegas Alice dengan serius. "Janji!"

"Maaf ya, aku tidak bisa menepati janji yang seperti itu. Tapi, aku berjanji tidak akan berpacaran dengan Mark. Dahh" ucapnya sok cool lalu pergi begitu saja, meninggalkan Alice yang masih setengah marah dan tenang itu.

...

Tak jauh dari Emilia yang duduk di bawah pohon sambil membaca novel dan keripik kentangnya, tampak Bryan dan Nicky yang sedang sibuk berebutan komik.

"Jirr!! Lu ngomong mau minjemin komik doujinn yang ada adegan itunya!!!" keluh Bryan sambil mengejar Nicky yang berlari ke arah Emilia itu.

"Coba aja kalo bisa!" ledek Nicky.

"Ishhh!!! Awas Nick! Ada batu di de.............paann......."

Gedebuk...

Sedetik kemudian, langkah Bryan langsung berhenti. Dia melihat dan menertawai Nicky yang jatuh itu.

"Emilia!! Tangkap!!!!!!!!" teriak Nicky, komik itu dilemparkannya begitu saja ke arah Emilia.

Serasa seperti adegan dulu, tapi berbeda. Emilia berhasil menangkap komik kecil itu. Cover komik itu membuat tanda tanya timbul di pikirannya, gambar karakter animasi cewek-cewek seksi itu ada di cover, padahal dia sangat jarang melihat hal yang seperti itu.

"JANGAN BACA!!!!" teriak Bryan segera lari ke arah Emilia. Tapi terlambat, Emilia membolak-balik halaman komik itu dengan cepat dan membacanya walau sekilas, membuat matanya sangat terfokus pada gambar-gambar. Dan yang membuatnya serius itu di bagian si cewek yang nembak duluan ke si cowok. Parahnya si cowok hanya diam tak merespon apapun, hanya menatap muka cewek itu dengan muka datarnya. Dan setelah halaman itu, bagian-bagian yang membuat jijik dimulai.

"Rin-kun! Aku suka kamu, berpacaranlah denganku!"

...

"HUWAAA!" Bryan langsung merebut komik itu

"Sepertinya menarik. Bry! Nanti aku pinjem komiknya, boleh.. kan?"

"Jangan! Yang ini tuh seluruhnya mengandung unsur p*rno, gaboleh!" ucap Bryan antusias.

"Loh? Emangnya kenapa? Ya.. pinjemm.. sesekali aku mau baca yang kek gituan" celoteh Emilia geram, kemudian dia menutup dan menaruh novelnya.

"Ga..bo..lehh! Kalo Bryan sama Lia yang mencoba melakukan yang seperti ini, Bryan mah pasti terima"

"Isshh!! Aku cuma mau baca, BUKAN MENCOBANYA!!" karena mendengar ucapan Bryan barusan, Emilia langsung berdiri dan menampar pipi Bryan dengan kuat.

"Duhh.. iya dehh.. aku pinjemin yang satunya, bukunya sama tapi alur ceritanya beda, yang satu ini gak ada adegan itunya" Bryan memberikan komik lainnya pada Emilia.

"Ya nanti aku pinjem yang itu juga"

"Hufftt.. nih ambil aja!"

Emilia pun mengambil komik itu. Seketika dia tertawa melihat Bryan yang di atas kepalanya terdapat kelopak-kelopak bunga mawar yang berjatuhan. Bryan heran, mengerutkan dahinya dan berpikir kenapa Emilia tertawa melihatnya.

"Markk..." ucapnya.

"Iyaa??" Mark yang tadinya ada di balik Bryan kini berjalan ke depan.

"Di atas kepalamu, Bry!" sahut Emilia masih tertawa. Bryan langsung mengusapkan rambutnya itu, kelopak-kelopak bunga itu berjatuhan.

"Hey?! Ini ulah siapa? Kau Mark?" tanya Bryan ngegas.

Mark hanya mengedikkan kedua bahunya sambil cengengesan.

"Woi asu! Gua mau beli minum bentar!" teriak Nicky lagi dengan suara cemprengnya.

"Abaikan dia! Hoaff.. aku ngantukkk. Eh ada kabar lho.. Emilia sudah berubah.. parahnya hobi nampar, jurus andalan banget tuh!" celetuk Bryan dengan tawanya yang pecah itu.

"Bener! Akhir-akhir ini jika aku ngegas pasti dia ngegas balik!" Mark ikutan dengan tawanya.

"Jahatt..ya tapi.. ada bagusnya juga deh"

"Lah emang wkwk! Congrats!"

"Thankss.. I really like that, thanks to you, Bryan.. Markk" senyuman yang menular itu indah, sangat cocok dengan musim semi yang mulai datang.


TBC :D

SUMMER RAIN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang