"Emilia!!!!" Mark yang udah berapa kali ketemuan dengan Emilia tapi gak berteguran itu, akhirnya Mark duluan yang memanggil.
Sontak Emilia langsung menoleh ke belakang dan melihat sosok Mark yang sedang berdiri di depannya dengan rasa gugup dan mengalihkan pandangannya ke kanan.
"Kenapa?"
"Tanggal 28 nanti.. mau jalan bareng aku gak?" tanyanya tegang dan masih saja mengalihkan pandangan.
"Gak bisa..maaf"
"Loh? Kenapa?"
"Di hari itu, aku akan jalan sama Bryan"
DEGG!!!
Jantung Mark berdegup dengan tambah kencang, rasanya sesak dan seperti tak terkendali.
"Tanggal 25? Kita bisa rayakan hari natal bersama, kan? Bagaimana kalo kita jalan bareng di hari itu?" tawar Mark lagi.
"Bukankah ada festival natal di kuliah ini, Trinity Collage? Masa' kau mau meninggalkan acara spesial itu, kan?"
"Iya sih.. gak ada wak-"
"Ya tapi, kau bisa menemuiku dan bertemu denganku di tanggal 28 nanti, tapi malamnya.."
"Arrgghh..malamnya nanti aku gak bisa datang, kedua orang tuaku selalu melarangku keluar malam-malam, apalagi musim salju gini. Ahh terserah dehhh!!" ujar Mark sebal dan menggigit bibir bawahnya.
"Hari ini kita bisa berbicara dan jalan bareng kok. Emm.. sekarang maksudny-"
"Jalan bareng aku sekarang!" teriaknya langsung memegang kedua pundak Emilia.
"Ii..iya"
...
"Jadi begitu, kau menyukai Bryan?" pertanyaan yang tak sengaja keluar dari mulut Mark itu membuat Emilia kaget, Mark langsung mengalihkan pandangannya.
"Aku.. sihh.. menurutku dia itu seperti Lea. Ceria dan enak diajak ngomong"
"Ya kau menyukainya nggak?"
"Aku hanya menyayanginya karena dia itu seperti keluargaku sendiri, walau kedua orang tuaku sudah tiada" Emilia menunduk, makin hari dia selalu menunduk. Ingatan masa lalunya memang cukup kuat.
"Maaf karena selalu menghina dan membullymu ketika dul-"
"Jangan katakan 'maafkan aku' untuk yang kedua kalinya, Mark! Aku gak suka itu"
"Kau jangan menunduk juga! Asalkan dulu kau itu pemberani seperti Lea, pasti temanmu sudah banyak"
"Hanya ini yang bisa kulakukan! Jangan ganggu!" kesuraman itu seolah-olah mengambil alih hidup Emilia.
"AKU SUDAH MEMBERIKAN HAL YANG TERBAIK UNTUKMU, EMILIA!" teriak Mark langsung menatap jelas mata Emilia dan menggenggam kedua lengan Emilia dengan erat. "SELAMA INI AKU SELALU INGIN BERTEMU DENGANMU! AKU JUGA INGIN MENGUBAH HIDUPMU JIKA BISA DAN BERUSAHA KERAS! KAU TAHU? PADAHAL ITU SANGAT MUDAH!!!"
"M..Ma..Mark??"
Suasana dingin dengan angin yang lewat membuat mereka berdua yang sedang duduk di taman itu menjadi diam.
"Aku ingin kau berubah!" pinta Mark masih menggenggam lengan Emilia dan menatap mata Emilia dengan jelas.
Emilia langsung menarik kedua tangannya sendiri tuk melepas genggaman tangan Mark, seolah-olah dia itu menolak tangan Mark yang menggenggamnya. "Kau dan Bryan memang sama saja"
"INI DEMI KEBAIKANMU!!! Jujur lho, di dunia ini hanya kau seorang yang ku......"
Emilia menghela nafasnya pelan sambil menutup mulutnya dengan syal merah polos yang terbalut di lehernya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomansaMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...