Tak menyangka! Emilia sudah menggenggam sesuatu yang disodorkan ke arah Hasegawa. Lalu dibukanyalah genggaman tangannya itu, ketika dibuka, sebuah peluru jatuh, yang pastinya itu adalah pelurunya Shane.
"MANTAP!!!" Nicky yang kegirangan itu loncat-loncat. "Alice! Giliranmu! Cepatlah! Sebelum Kouta membantu Hasegawa"
"Baikk.. baik..."
Tepat dan sesuai dengan apa yang mereka rencanakan. Kouta langsung berlari tuk menyelamatkan Hasegawa dan meninggalkan Bryan yang pingsan itu tuk sementara. Tapi, dia tak sadar kalau Alice sudah fokus pada scope snipernya dan jari telunjuk kanannya sudah menyentuh pelatuk.
"Nick! Aku sulit menembaknya jika dia berlari"
"Kau harus fokus. HANYA ITUU!!!" pekik Nicky seperti orang yang tak sabaran, lagian dari tadi dia seperti leader.
"Hah?! Yasudah" Alice pun menghela nafasnya lalu memfokuskan Kouta yang akan ditembaknya. Tak lama kemudian, matanya langsung melotot antusias, jarinya langsung menarik pelatuk dengan kuat.
Dorrr....
Suara tembakan sniper itu menggema, tapi Kouta tetap berlari dengan cepat tuk menyelamatkan Hasegawa sebelum diserang Emilia.
Dan suara tembakan sniper itu juga lah yang memulai pertarung Emilia dan Hasegawa, seolah-olah itu adalah aba-aba yang telah usai berlalu.
...
"YANG KAU KATAKAN BENER NICKKK!! CUMA HARUS FOKUSS!!!" kali ini Alice yang berteriak keasikkan. Membuat Nicky memutar bola matanya.
"Kau hanya beruntung, wahai babu!" cetus Nicky.
...
Emilia langsung memukul pipi Emilia, lalu dia bangkit dari duduknya. Pukulan yang kuat dan tepat itu terasa sangat menyakitkan, apa lagi Emilia memukul dengan tangan besinya. Bahkan Hasegawa sampai terjatuh ke kiri dengan mudah dan lemas.
Sedangkan, langkah kakinya Kouta semakin pelan dan lemas, lalu dia berhenti dan langsung jatuh ke depan.
"Shane! cepat selamatkan Bryan! Alice akan menjagamu dengan sniper dari belakang"
"Okey Nick! Tapi bentar! Aku lihat kondisi dulu. Andaikan Kian dan Jodi ikut rencana gila ini" Shane pun berdiri lalu melihat ke arah Bryan. Tak lupa dia membawa sniper elitnya itu.
...
Emilia tak berhenti memukuli Hasegawa, amarahnya yang sudah bangkit itu dilampiaskannya dengan kasar dan ganas. Berkali-kali dia memukuli Hasegawa dengan kuat tapi Haegawa hanya menghindar dan menepisnya saja. Hasegawa harus menjaga tangan kirinya yang telah sulit digerakkan karena tertembak snipernya Shane.
Namun, pertarungan itu terlihat seperti berat sebelah. Hasegawa terpojokkan dengan mudah. Berkali-kali dia menghindar dari pukulan Emilia, kadang Emilia salah pukul dan malahan memukul tangan kirinya Hasegawa hingga hampir rusak. Mereka memiliki kedua tangan yang sama, tapi beda kekuatan. Tangan kanan Emilia masih utuh dan kuat. Dan hal itu membuat Hasegawa terpojokkan.
"Jika kau membunuhku, ak-"
Brukk...
Emilia langsung memukul pipi kiri Hasegawa dari samping kanan hingga Hasegawa hampir terjatuh dan hanya terpundur.
"KEMBALIKAN MARK!" pekiknya nyaring dan ganas.
"Argghh! Jika kau memukulku sekali lagi, Bryan akan mati!" ancaman Hasegawa memubuat amarah Emilia semakin naik dan meluap.
"COBA SAJA JIKA KAU BISA!!!!" ejekan Emilia bukanlah candaan belaka. Dia sangat serius, mukanya yang kotor dan bajunya yang banyak robek itu terlihat seperti kesatria yang sangat serius bertarung ketika di tengah medan pertempuran, nafasnya yang cepat itu membuatnya tak ingin berhenti bernapas hingga Hasegawa mati di tangannya. "Kau memperdaya dan menipu keluarga Mark, lalu membunuh Mark. Dan kau juga membunuh banyak orang, termasuk sahabatku. AKU TAK AKAN PERNAH MEMAAFKANMU SAMPAI HARI KIAMAT TIBA!"
"Itu karena mereka adalah boneka milikku" dengan entengnya Hasegawa mengucapka kalimat berdosa itu.
"BERISIK!"
Tringg...
Hasegawa langsung menyerang dengan tangan kirinya sangat kuat. Kepalan tangan kirinya mungkin cukup untuk memukul Emilia. Tapi keadaan berbalik, Emilia menepis tangan kiri Hasegawa dengan kuat hingga lengan bawahnya Hasegawa terlepas dari lengan atasnya.
Seketika Hasegawa melotot lalu meneguk air ludahnya. "Sudah kuduga, tangan kanan jauh lebih kuat dari pada tangan kiri". Dia kelelahan dan terlihat seperti mati kutu. Tapi, sebenarnya dia menyimpan tenaganya.
"Kau—harus mati!" Emilia mengepal tangan kirinya dengan erat. Sudah tak sabaran tuk menghancurkan kepala beserta mukanya Hasegawa.
Tak lama memunggu, Emilia langsung mengarahkan pukulannya ke arah muka Hasegawa. Tapi, itu gagal, Hasegawa menghindar dengan sungguh cepat, karena kekuatan dan kelincahan yang dimilikinya mulai dikeluarkannya. Maka itulah, dari tadi dia hanya menghindar dan sangat jarang menyerang balik pada Emilia, walau dia telah kehilangan tangan kirinya, dia masih kelihatan berenergi. Sedangkan, Emilia banyak menguras tenaganya, dia sudah kelelahan. Tapi tetap bertarung. Kenapa? Karena amarahnya yang meluap terus menerus itu seperti mengendalikan tubuhnya.
Sia-sia! Pukulan Emilia meleset.
"KAU!!! HARUS MELIHAT BRYAN MATI DITANGANKU!!!" pekiknya lalu berlari menuju ke Bryan. Sambil berlari, dia melihat ke sekitar yang ada di depannya. Bahkan dia melihat Shane yang berlari tuk menyelamatkan Bryan. Karena itu, terlintas suatu akal ciliknya.
...
"SHANEEEE!!!!"
Teriakkan Nicky yang berasal dari telepon itu terdengar cempreng. Namun Shane tak bisa mendengarnya karena Shane tak sengaja meninggalkan hpnya.
"Alice! Tembak Hasegawa! Hahh.. aku tak mengira kalau akan menjadi seperti ini. Sangat kacau! Tembak dia! Jangan sampai kau mengenai Shane dan Bryan!"
"HAH?! KAU TAHU? KALI INI JAUH LEBIH SULIT. Aku masih belum tega membunuh seorang anak kecil seperi Hasegawa" protes Alice geram.
"Dengar Alice! Kau tahu tujuan kita membunuh Hasegawa?"
"Yahh itu..."
"Untuk membalaskan dendam kematiannya Mark"
"BERISIK! DIAM NICK! AKU AKAN MEMBUNUHNYA!"
...
Posisi Hasegawa benar-benar terkepung sekarang. Dari belakang Emilia mengejarnya dengan berlari tak terlalu kencang tapi masih seram, ditambah lagi di depannya ada Shane yang mengacungkan snipernya.
Kelicikannya yang bisa dibilang hebat itu membuat Shane jadi bingung dan kesusahan untuk menembaknya. Shane mungkin bisa menembaknya tapi kecepatan lari zig zag Hasegawa?? Hal itu jauh lebih mempersulit Shane untuk membidik, ditambah lagi snipernya sangat berat. Apalagi dengan Alice.
Ketika jarak Shane dan Bryan tinggal 10 meter lagi, kecepatan larinya berkurang karena kelelahan berlari dan membawa sniper. Padahal Hasegawa masih sekitar 15 meter tapi kecepatan larinya sangat cepat dari Shane.
Tapi, Hasegawa tak mengambil Bryan. Dia melewatkan Bryan begitu saja dan mengincar Shane yang sudah berada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomanceMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...