Karena tidak ada pekerjaan, di waktu luang Emilia membaca komik yang dipinjamkan Bryan. Cara membacanya itu sangat serius. Sampai tak peduli dengan yang lain lagi.
"Emilia! Jalan-jalan keluar yuk!" ajak Bryan yang ngescroll layar hpnya, raut mukanya terlihat sangat bosan.
"Gak, maaf aku sedang serius"
"Yaudah, mabar yok!"
"Aku sedang membaca"
"Hffttt!! Gimana kalo main bareng Mark, Shane, Kian, ama Nicky?" tawar Bryan lagi.
Tapi kali ini, tak ada respon sedikitpun. Emilia dari tadi memang serius, tapi kali ini mukanya lebih serius membaca halaman yang ada di pertengahan itu. Bahkan jarak antara komik dan matanya itu dekat.
"Liaa.. Kau dengar tidak??"
"Liaa?? Denger gak woe??!"
"Aku terharu dengan komik ini" akhirnya Emilia berbicara.
"Hah? Terharu gimana?"
"Sangat romantis..." jawabnya malu.
"Ahh..iyaa.. itu.. memang romantis. Sebenarnya itu pemberian Nicky hehe... yaudah kalo masih mau baca, aku mau ketemu sama Nicky dulu, sapa tahu ada Mark ikut nongol di sana. Kalo mau nyusul silahkan" ucapnya seraya berdiri.
"Oke, hati-hati. Eh tumben gak sibuk, biasanya sibuk sama senior lain"
"Hmm.. bisa dibilang, aku lagi istirahat. Yang lain juga"
Bryan pun berjalan. Ramai orang-orang lewat di sekitarnya, sambil menenteng tas masing-masing karena dari tadi waktu pulang telah usai.
...
"Bryan?! Kenapa ke sini? Gak sama Emilia?" tanya Nicky yang sedang sibuk mainin hpnya itu.
"Haahh.. lagi gabut aja"
"Gimana dengan Emilia?"
"Sibuk baca komik"
"Kau pasti terabaikan haha! Mampus!! Nyesel nggak minjemin dia komik itu?" tanya Nicky dengan celetukannya itu yang bikin muka Bryan jadi agak aneh.
"Bangett!!"
"Ya mungkin nanti ada beruntungnya juga kali kalo kau pinjamkan itu. Soalnya komik itu sangat roman. Entah aku bisa jijik gegara komik itu. Ya waktu itu aku salah beli, karena gak selera apalagi pas baca bagian awalnya... jadi kuberikan saja denganmu. Parahnya kau tertarik dan minta yang ada p*rnonya!" jelas Nicky masih mainin hpnya.
"Ya biarlah.. lagian ekspresiku biasa aja baca yang bagian p*rnonya. Kalo video mungkin aku bakal antusias"
"Gak! Gak ngasih! Gak bakal kukasih link atau sebagainya"
"Ya bodo amat, paling kalo nonton banyak sensornya, yang gak disensor mungkin aku bakal antusias" celoteh Bryan lalu duduk di meja, di samping Nicky.
"Mesum lu! Emag bener apa kalo kau udah nonton?"
"Iyalah. Gak menarik juga sih.. tapi yang menarik itu cuma komik yang kau berikan, yang kupinjemin ke Emilia" sahutnya.
"Oh. Bagian mana yang kau suka?"
"Waktu si cewek, Emily, nembak si cowok, Rin. Bagian itu yang paling kusuka"
"Oh. Di komik-komik buatan Jepang, rata-rata cewek yang nembak duluan" ucap Nicky yang akhirnya berhenti mainin hpnya.
"Andai Emilia cewek Jepang, pasti udah lama aku ditembaknya" Bryan ngigau.
"Ishh.. emang Emilia suka kau?" celetuk Nicky.
"Aku udah beli minumannya lho, Nix" ucap Mark yang tiba-tiba datang di depan mereka berdua dengan muka seramnya dan menggenggam sebuah botol air mineral, lagian dia mempererat genggamannya itu.
"Oh ya aku lupa.. yamaap Mark"
"Weh ada Mark! Shane ama Kian mana?" tanya Bryan kaget.
"Entahlah... mungkin mereka sudah pulang" jawab Mark sembari menarik kursi lalu duduk.
"Woi! Kami di sini" tak tahu suara siapa yang nongol, mereka bertiga hanya menoleh ke arah suara itu, terlihat Kian yang mukanya sangat lelah dan Shane yang biasa-biasa saja.
"Hah kirain tadi siapa.." celetuk Nicky.
"Berisik lah! Numpang tidur cok!" Kian yang terlihat lelah dan mau tidur itu melangkahkan kakinya ke arah Nicky dan yang lainnya. Disusul dengan Shane.
"Ahhh.. selamat tidur yak"
"Ishh.. awas aja kalo kau ngiler!" ancam Nicky geram.
"Eh! Ngomong-ngomong dulu itu Kian pernah mengagumi tangan kanan Emilia lho! Biar jadi pahlawan dan terenal atau seperti itulah..." ucap Shane antusias, niatnya mau buka aib Kian sekaligus memulai pembicaraan.
"Wehh! Aku juga suka dengan tangan kanannya, bisa aja kek Iron..Man, kan?" parahnya respon Bryan bukannya terlihat ngejek.
"Emilia itu... gimana dia bisa punya kerangka tangan besi?" tanya Nicky penasaran.
"Hmm.. aku sih... banyak banget diceritainnya. Waktu berumur 12 tahun, dia ditabrak oleh mobil entah mobil apa. Karena ditabrak dia terpental ke pohon yang sudah rapuh, karena sudah rapuh dahan pohon besar itu jatuh dan menimpa tangan kanannya. Yang diceritainnya sih gi..tuu.." mendengar cerita masa lalu yang diceritakan oleh Bryan, yang lainnya merinding kecuali Kian karena masih tidur, dan Mark hanya biasa-biasa saja.
"Uwwhh... sedihnya" Nicky membayangkan apa yang diceritakan Bryan.
"Mark! Emilia sudah memaafkanmu?" tiba-tiba saja Mark kaget dengan pertanyaan Bryan barusan.
Mark menunduk, kembali mengingat masa lalunya yang senang karena Emilia menderita. Masih dalam posisi menunduk, dia akhirnya menjawab "Entah sudah berapa kali aku minta maaf padanya, tapi aku masih bingung dengan semua jawabannya"
"Mark! Masa lalunya itu lho.. lagian Lia itu punya ingatan yang kuat, bisa saja dia dendam pada-"
"Berisik! Aku gak bisa tidur cok!" cetus Kian kesal.
"Jangan dianggap serius gaes! Itu kan hanya masa lalu, mungkin saja Emilia sudah lupa" Shane ikut berbicara.
"Ya mungkin saja.." sahut Mark sambil tertawa. "Ikut ketawa napa?"
Bryan dan Nicky hanya cengiran gak jelas.
Tiba-tiba, Emilia datang dengan muka malu yang memerah.
"Bryan! Pacaranlah denganku!"
"Heh?!" yang lain terkejut, bahkan Kian sudah antusias dan meninggalkan waktu tidurnya. Sementara itu, Bryan kaku, diam, dan tak percaya orang yang disukainya itu menembaknya duluan.
"L..li.a?"
Omina..omina..omina.. Omegod.. kan aku jadi nurutin si sekuiliem entah apa namanya :v yang di spongebob itu:v. Yaudah.. gimana ceritanya? Kaget ga Bryan kena tembak //JEDEGARR!!//
Gimana dengan Marknya? Cemburu..//Pastilah wkwk!// Pak!!
Okay.. Sumimasen:v kalo ada taip((Typo)) yang bertebara di mana-mana.
TBC.. #Vomment
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomansaMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...