"Dengan mudah kau jawab gitu! Akan kubuktikan kalah Emilia bukan si pembuat ulah" tegasnya kesal.
"Kau yang skakmat, bego! Emang kau punya bukti?" tanya Moly balik.
"Cih!" Lea yang kehabisan kata-kata itu memasang mukanya yang kesal.
"Itu bukan salah Emilia" ucap Mark membuat yang lain tambah heran, Diana, Moly, dan Roy sudah memasang muka kaget mereka. Bahkan Lea sudah keliru dengan masalah itu.
"Gimana sih? Tadi Moly bilang Emilia yang bersalah" sahut Jessie.
"Yang tahu kejadian itu hanya aku, Moly, Roy, dan Diana. Diana yang memberi tahuku. Aku gak mau kena masalah juga, jadi-"
"MARK!" teriak Roy memotong pembicaraan Mark. "KKAUU??!!"
"Maaf Roy, aku cuma gak mau terlibat dalam masalah. Yang merobohkan rak itu adala-"
"MARK!!" teriak Roy, tak hanya Roy, Moly dan Diana juga ikut meneriakki nama Mark.
"Yang meneriakki namaku itu adalah pelaku yang membuat rak itu patah" tegas Mark.
Semuanya kaget lagi, entah bagaimana ke depannya nanti.
"MARRRKKK!!" teriak mereka bertiga lagi serempak.
"Jadi, kaliann!!" sahut Lea kesal.
Lea langsung berdiri dari bangkunya, dia lari menuju ke Mark lalu menarik tangan Mark.
"Makasih Mark, aku butuh kau!" sahutnya sembarangan menarik tangan Mark ke kantor.
"Mark b*ngsat!" cetus Roy kesal sambil memukul mejanya.
...
"Apakah kamu benar-benar merubuhkan raknya?" tanya kepala sekolah dengan lembut, biar masalahnya selesai dengan baik.
"Bu..kan" jawabnya takut, dari tadi dia menunduk.
"Kau yakin?"
"Ya, sangat yakin"
"Coba jelaskan!" pinta kepala sekolah.
"Waktu mau.. mengambil buku yang tinggi, saya gak bisa mengambilnya, saya hanya lompat agar bisa mengambil buku itu. Tapi tiba-tiba saja raknya jatuh sendiri ketika saya masih berdiri dan gak memegang apapun. Hanya..itu"
"Ada bukti kah?" tanya kepala sekolah pada wali kelas Emilia dan pengawas perpustakaan. Mereka hanya terdiam, tidak memiliki bukti.
"Ahh.. tapi.. Moly ketua kelas dari kelas saya mempunyai bukti, dia melihat kejadiannya" akhirnya wali kelas itu ikut berbicara.
Tuk..tuk..tukk..
Ketukan dari pintu membuat semua yang ada di dalam ruangan kantor itu menoleh ke sumber suara.
"Mm.. permisi.." ucap Lea yang masuk lalu disusul Mark dengan muka sebalnya.
"Mark?! Lea?!" ucap Emilia sambil melihat Lea dan Mark yang mendekatinya.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya wali kelas itu heran dan takut.
"Maaf mengganggu, sebenarnya saya sahabatnya Emilia, kami memiliki bukti" sahut Lea.
"Apa buktinya?"
"Itulah mengapa aku sangat benci jika terlibat" gumam Mark kesal. Mark pun menjelaskan panjang lebar.
"Yasudah, Emilia lepas dari masalah ini. Mark! tolong panggilkan mereka bertiga! Oh ya, kalian berdua juga lepas dari masalah ini. Silahkan kembali ke kelas" ujar kepala sekolah itu. Emilia, Lea, dan Mark pun kembali ke kelas dengan perasaan yang lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomanceMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...