Esoknya...
"Emilia! Cepat!" teriak Alice dari dalam mobil, dia sudah tak sabaran dengan doinya itu.
"Iyaa.. aku ke sana!" Emilia yang berlari tampak seperti sedang terburu-buru.
"Kenapa sih kakak minta kak Lia yang nyetir? Bukankah kakak bisa nyetir sendiri" keluh Rian yang ada di samping mobil itu.
"Berisik amat lu! Kan, Emilia bisa dijadiin babu" jawab Alice enteng sambil memakai lipstiknya dan berkaca.
Emilia pun datang dan langsung masuk ke dalam mobil, pakaiannya sangat aneh. Dia memang dipaksa Alice tuk memakai pakaian yang tampak seperti pelayan rumah.
"Loh? Kok pakaian kak Lia...kek gitu?" Rain sangat heran dan sempat mengerutkan dahinya.
"Ehh.. itu.."
"Cepat masuk ah!" pinta Alice kesal, dari tadi memang sudah tak sabaran.
...
"STOPPP!!!" pinta Alice yang sudah lihat Bryan yang duduk menunggu di kursi taman.
"Ah baik" Emilia menginjak pedal rem, lalu dia segera membuka pintu dan keluar, kemudian membukakan pintu untuk Alice.
"Silahkan" ucapnya sembari membukakan pintu, Alice pun keluar dan dari kejauhan tampak Bryan yang sedang berjalan menuju mereka berdua.
"Ehh... ini siapa?" pertanyaan itu keluar dari mulut Bryan, dia menunjuk Emilia.
"Perkenalkan nama saya Emilia Mor-"
"Dia pembantuku! Yaudah ayo!" jawab Alice jengkel lalu langsung menggandeng tangan Bryan dan langsung mengajaknya pergi ke cafe. Namun, Bryan masih sedikit menoleh ke belakang melihat Emilia, dan salah fokus dengan tangan kanan Emilia yang aneh.
"Imutnyaaa..tangannya aneh" batin Bryan merasa sejuk melihat Emilia yang masih berdiri di samping mobil.
Beberapa hari kemudian, Emilia mulai berkuliah di Dublin, memang sangat indah pemandangan di sana. Fasilitasnya bisa dikatakan lengkap. Banyak taman-taman yang indah. Setelah beberapa hari, Emilia memilih jurusan teknik komputer.
"Wahh.. ada cewek kek robot tuh"
"Seramnyaa.."
"Tapi mukanya itu lohh.. IMOETT!!"
"Mata lu! Itu setan kali! Ckck!"
"Hemm...kurasa dia baru..."
"Ya, memang kok"
"Pertama masuk kuliah memang sama seperti sekolah dulu, banyak hinaan maupun gosip, gibah juga ada. Ya wajar saja, memang aku seperti itu" gumam Emilia segera masuk ruangan yang sejuk karena AC dan wangi.
Brakk...
Tiba-tiba saja ada yang jatuh di belakang Emilia, parahnya dia mengenai punggung Emilia dan membuat Emilia terjatuh dan tertimpa olehnya.
Cowok dengan tubuh besar itu langsung berdiri, karena merasa bersalah membuat Emilia jatuh, dia pun menjulurkan tangan kanannya untuk memantu Emilia berdiri.
"Duhh..duh.." ucapnya kesakitan lalu duduk dan melihat ke depan, melihat kaki cowok yang sama sekali belum dikenalnya, pastilah, karena dia baru masuk beberapa hari yang lalu. "Kyaa!! Kalo gini.. bb..bisa malu.. lagian, aku akan dihina lagi. Dia cowok? Pasti kejam..padaku..."
"Mmm...maaf.. aku tadi terburu-buru dan gak berniat-"
"Eng...gapapa kok" Emilia malu dan sempatnya dia memotong pembicaraan, dan..terharu melihat cowok yang menjulurkan tangannya untuk membantu berdiri. "Makasih" ucapnya sambil meraih tangan cowok itu dan berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomansaMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...