"Hoaaaaaffffff.. malam ya, Bry. Jangan begadang terlalu malam" kedua kelopak matanya itupun menutup. Meski tidur di atas kasur, Emilia memberikan selimut untuk Bryan yang sedang main di atas karpet merah, tubuhnya diselimuti oleh selimut putih polos, Bryan masih fokus dengan gamenya.
"Malam juga"
...
Tut
"TIDUR WOI!! GADANG MULU!" teriakan Nicky sangat keras itu membuat telinga dan layar hp Bryan berjauhan.
"GAK USAH NGEGAS NAPA?"
"SIAPIN KACA, TULUL!"
"Seharusnya aku yang bilang kek gitu. Oh ya, kadonya udah siap belum? Tanggung jawab kalo gak jadi, hilang, atau sebagainya" celoteh Bryan kesel.
"Iyaa.. aku tahu.. udah semua. Yang lain gak diajak? Mark? Shane? Kian?"
"Ajak aja sana!"
"Mageerrrrrrrrrrrrrr"
"Sama kita cuk"
"Yaudah gak usah" dengan mudahnya Nicky bilang gitu.
"Asyuuu.. up to you.. aku ngantuk ngehubingin mereka" ujar Bryan mulai ngantuk, dari tadi nguap terus.
"Ya tapi, kan.. Shane ama Kian mah pasti mau, kalo Mark? Pendiem mulu tuh cogan. Yahh.. terserah kau ah, kau yang mu-"
"Night, Nico bebebku"
"Nant-"
Tut..
Sambunga terputus, layar hp yang tadinya menempel di daun telinga itu sudah menempel di atas karpet merah. Menguap sejenak lalu berbalik dan melihat Emilia yang tidur dengan nyenyak.
"Pokoknya harus aku yang duluan ngucapin 'selamat ulang tahun' ke Lia" gumamnya sambil mengusap kepala Emilia dengan pelan.
"Kak! Buatin susu!" kedatangan Suzanne yang udah tengah malem itu membuat Bryan kaget.
"Buat sendiri, kakak ngantuk"
"Hufftt.. bukannya aku gak dengarr.. lihat aja kau!!!" ancam Suzanne geram lalu kembali ke kamarnya.
Hari esok pun tiba, suara burung berkicau terdengar jelas di telinga. Emilia yang pertama kali bangun itu melihat Bryan yang ada di sampingnya. Tubuh mereka berdua itu masih dibaluti selimut putih polos.
"Yosshh" ucapnya dengan bersemangat sambil merentangkan tangannya ke atas lalu ke samping. "Bry! Bry! Bangun!! Aku sangat menunggu hari ini..." sahutnya sambil menggoyangkan pundak Bryan agar bangun.
"Yaa.. kenapa? Sudah pagi ya?" tanyanya segera duduk dan mengucek matanya yang terlihat sedikit buram.
"Gak! Masih malam"
"Bohongg....."
"Ya emang.."
"Oh ya.. aku yang harus ngomong ini duluan"
"Ngomong apaan?" tanya Emilia penasaran yang posisinya sudah berdiri, lalu berjalan keluar untuk menghirup udara segar.
"Tunggu!" Bryan menyusul Emilia yang sedang berjalan keluar pintu.
"Happy birthday..." ucap Suzanne yang langsung memeluk Emilia dari belakang. Padahal, di sana masih ada Bryan yang kaget dan emosinya meluap-luap.
"Waah.. makasih yaa.."
"ASUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Bryan geram.
"Lho... kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomanceMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...