"Lea! Mau ke mana?" tanya Emilia sembari memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.
"Mau eskul, kau pulang lambat apa hari ini?"
"Iya.. soalnya mau ke perpustakaan buat belajar ujian semester nanti hehe.."
"Waahh... mau ikutt.. nanti pulang eskul tunggu aku di perpustakaan ya, aku pergi" Lea pun pergi meninggalkan kelas beserta Emilia yang ada di dalamnya.
"Iyaa" setelah semua alat tulisnya sudah dimasukkan ke dalam tasnya itu, dia pun berjalan menuju ke perpustakaan sekolah.
Suasana hari ini mendung, awan tebal dan terlihat abu-ab itu menutupi langit biru dan matahari cerah. Hari ini Lea sedang eskul teater, begitu juga dengan Mark.
Ketika menginjak lantai perpustakaan, Emilia melihat ke sekitar. Ternyata banyak orang yang sedang membaca buku dan belajar. Emilia langsung masuk kemudian menaruh tasnya di atas kursi lalu pergi mencari buku untuk dibacanya.
Hampir setengah jam dia membaca buku bahasa Inggris. Tak lama kemudian dia selesai membaca buku itu lalu mengembalikannya, setelah itu dia mencari buku sains.
Emilia pun menemukan buku sains yang memang dicarinya itu, dengan segera dia mengambilnya, tapi ada seseorang yang merebut buku itu dari sampingnya.
"Aku yang melihat buku ini dahulu, jadi biarkan aku yang membacanya" sahutnya, dia adalah Moly.
"Tapi.. aku yang memegangnya dahulu" protes Emilia sambil merebut kembali buku yang diambilnya tadi.
"Jangan mengganggunya!" seketika suara itu muncul bersamaan dengan gumpalan kertas yang mengenai belakang kepala Emilia. Emilia langsung berbalik dan melihat sosok yang tak asing di matanya itu.
"Roy! Bantu aku!" pinta Moly kesal.
"Lepaskan bukunya, Emilia! Dari kemarin dia ingin membaca buku itu" ujar Roy bohong.
"Itu kan kemarin, tapi hari ini aku yang mengambil bukunya dahulu, jadi akulah yang harus membaca ini dahulu" protes Emilia lembut.
"LEPASKAN SAJA! ATAU KITA MAIN KEKERASAN!" ancam Roy sambil berteriak, sehingga semua orang yang ada di dalam perpustakaan itu beralih ke arah mereka.
Dengan sabar, Emilia melepas buku itu, niatnya gak mau buat masalah jadi besar.
"Oi! Oi! Siapa yang mau ngajak main kekerasan tadi?" tanya pengawas perpustakaan itu.
"Dia!" jawab Roy dan Moly serempak sambil menunjuk Emilia.
"Loh? Aku gak ngajak yang begituan" sahut Emilia protes.
"Emang dia yang mau ngajak berantem tadi pak, kami aja sempat takut karena dia akan memukul kami dengan tangan besinya itu" ujar Moly.
"Gak! Gak! Gak pak! Aku gak ada niat mukul" protes Emilia lagi.
"Kalo mau main kekerasan, hadapi bapak dulu!"
"Nggak pak!" Emilia pun tunduk, apapun itu dia gak bakal melawan orang yang lebih tua darinya.
"Jika kau melakukan keributan di sini lagi, bapak akan laporkan ke kepala sekolah, MENGERTI!" teriak pengawas dengan ancamannya itu, sampai membuat Emilia takut. Pengawas itu pun meninggalkan mereka bertiga sekaligus siswa/siswi yang memerhatikan kejadian barusan.
"Mampus dah!" cetus Moly lalu kembali ke kursinya untuk membaca buku, begitu juga dengan Roy yang duduk di depan Moly. Sedangkan Emilia mencari buku sains di rak buku khusus untuk kumpulan buku tentang sains.
"Yo Moly! Roy" sapa Diana sambil meminum es jeruknya.
"Jangan minum di sini! Ini perpustakaan bukan kantin, bego!" cetus Moly.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomanceMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...