Part 1 : New Student

163 72 59
                                    

"Roy! Dia murid pindahan ya?" tanya Mark sambil menunjuk perempuan kecil itu, perempuan kecil itu adalah Emilia.

"Ya, dia murid pindahan dari Dublin, emang imut tapi tangan kanannya menyeramkan. Kalo kau melihatnya pasti udah merinding, kayak kerangka hidup" ujar Roy.

"Aku pernah melihatnya di rumah sakit" sahut Mark.

"Wahh... udah saling ngobrol kah?" celetuk Roy dengan tawanya.

"Gak, cuma saling tatapan dan itupun... gegara dia" ucap Mark sedikit melirih.

"What? Aku gak denger barusan, kau ngomong apa?"

"Gak"

"Namanya Emilia, tapi ya.. dia itu sangat lemah. Banyak orang yang gak suka dengannya apalagi mau berteman. Jadi, dia memang pantas mendapat bully dari orang-orang, dia saja sering membuat kesalahan dan dihukum oleh guru, hanya karena tangan kanan monsternya itu" ujar Roi jengkel.

"Hoo.. bagaimana kalian membully dia?" tanya Mark sambil menaruh tasnya.

"Banyak, kau lihat saja" Roy pun berdiri dari duduknya tadi, dia langsung mendekati Emilia yang sedang menulis sesuatu.

"Hoi brengsek! Tulisan tanganmu jelek amat!" cetus Roy langsung merampas kertas yang ditulis Emilia.

"Jangan!" Emilia berusaha mengambil kembal kertasnya itu, tapi Roy menghindar dan membaca tulisan Emilia.

"Hah? Apaan ini? 'Save the World'?" kata Roy setelah membaca satu kalimat pendek yang ditulis Emilia.

"Jangann!! Jangann!!" teriak Emilia berusaha mengambil kertas itu.

"Mark!" panggil Roy sambil menggumpal kertas Emilia lalu melemparkannya ke arah Mark. Mark langsung menangkap gumpalan kertas itu.

"Kembaliin!" pinta Emilia berlari ke arah Mark. Mark hanya diam melihat gumpalan kertas itu tanpa membukanya.

"Buang ke kotak sampah!" teriak Roy.

Mark mengangguk, dia sudah mengambil ancang-ancang untuk melemparkan gumpalan kertas itu ke dalam kotak sampah.

"JANGAN!"

Brukk..

Mark terjatuh karena ditinju oleh tangan kananya Emilia. Emang salah Mark, jika dia tak melemparkan kertas yang digumpalkan itu, pasti dia tidak akan tertinju.

"WWOHH?!" ucap semua yang ada di kelas itu kaget memerhatikan mereka berdua.

"Mark! Kau baik-baik aja?" tanya Diana menghampiri Mark.

"Mm..maaf aku gak berniat memukulmu" ucap Emilia merasa bersalah, walapun dia gak ada niat jahat. Dia juga mengabaikan kertas yang sudah mendarat di dalam kotak sampah itu.

"Cih!" ucapnya dengan mengetus langsung berdiri.

"Hoi cewek gila! Akan kulaporkan perbuatanmu pada wali kelas!" ujar Diana kesal.

Terdengar suara tepukan tangan dari arah pintu, seorang cewek yang bersandar di pintu itu tersenyum.

"Kenapa malah tepuk tangan, Moly?" tanya Diana kesal.

"Sebagai ketua kelas, aku akan melaporkan kejadian ini, tenang saja" ujar cewek itu.

"Huhh.. kau baik-baik aja, Mark?" tanya Roy.

"Iya, hanya saja pukulannya sangat kuat dengan tangan besinya itu"

"Tunggu kalian! Bukankah masalah ini cuma masalah kecil? Kalian bisa menyelesaikannya dengan bicara baik-baik. Ya, kan?" protes Lea.

"Tapi kali ini dia melakukan kekerasan" bantah Moly.

Ketika jam istirahat, Emilia tak pergi ke kantin atau ke mana, dia hanya pergi ke taman sekolah sambil membawa bekalnya.

Ketika berada di taman, dia duduk di bangku taman lalu memakan bekalnya itu. Akhir-akhir ini dia sudah terbiasa menggerakkan tangan kanannya itu.

Kebetulan ada kucing hitam putih datang, kucing itu duduk manis di depan Emilia.

Tanpa dia sadari, Mark sudah ada di belakangnya. Mukanya terlihat jijik melihat Emilia makan dengan tangan kanannya itu.

Tulang ikan sisa makanan Emilia itu diberikannya kepada kucing itu.

Mark masih saja memerhatikan Emilia makan.

"Kau yang waktu di rumah sakit itu ya?" pertanyaan itu pun keluar dari mulut Mark, dia masih saja berdiri di belakang Emilia. Sontak kaget dan langsung menoleh ke belakang, Emilia melihat cowok yang berdiri.

"Iyaa.. maaf kejadian tadi, aku gak ada niat mau melukaimu"

Mark akhirnya duduk di samping Emilia.

"Kali ini kau beruntung karena aku mencegah ketua kelas yang sewotnya kek babi lepas kandang. Kalo gak kucegah, pasti kita udah dipanggil wali kelas. Jadi jangan terlalu bangga karena ini juga demi diriku sendiri, aku gak mau terlibat dalam masalah" ujarnya.

"Ya.. aku paham, kalau begitu makasih"

"Kau mengingatku?" tanya Mark lagi, gaya-gayanya cool.

"Aaahh..hehe.. yang mana ya? Aku gak mengingatmu, mungkin kita gak pernah bertemu" jawab Emilia sambil cengengesan, sebenarnya dia merasa bangga karena ada yang mau berbicara dengannya.

"Aku yang pernah bertatapan denganmu di balkon rumah sakit"

"Oh.. yang itu.. ya aku ingat" sahut Emilia yang akhirnya kembali mengingat Mark.

"Namamu Emilia, kan?"

"Iya, kau sendiri siapa?" tanya Emilia balik.

"Mark, Mark Feehily"

"Salam kenal" ucap Emilia sambil menjulurkan tangan kananya untuk berjabat tangan.

Tapi, Mark malah berdiri, dia meninggalkan Emilia.

"Ada apa dengannya?" lirih Emilia heran. "oh.. mungkin dia takut pada tanganku, wajar saja kalau dia takut pada tanganku" Emilia pun kembali ke kelas.

SUMMER RAIN [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang