"Maaf.. aku sebaiknya berhati-hati..eh?!" Emilia yang tak sengaja melihat kedua tangan cowok membuatnya kaget. Ketika dia mendongakkan kepalanya ke atas, dia kaget melihat muka cowok itu, karena sudah tak asing lagi di matanya.
"Mark?!"
"Emilia?!"
"Kenapa tanganmu besi gitu?" tanya Emilia kaget.
"Ah itu.. abaikan" ucap Mark lalu pergi. Tapi Emilia menarik tangan kanannya dari belakang.
"Lagian keduanya besi semua. Dan mukamu banyak luka-luka gitu. Kenapa?"
"Emilia?! Mark?!" seru Bryan yang mendekati mereka. "Kalian ke...? Mark! Kok kau luka-luka? Dan tangann.."
"Jangan dipikirkan! Ini bukan apa-apa" sahut Mark cengengesan.
"Mana bisa gak kepikiran kalo kau gak kasih tau sebabnya!" protes Emilia.
Mark bingung harus memberi tahu alasan atau tidak, soalnya hal itu adalah rahasia terbesarnya, apalagi menyangkut tentang gangsternya dan mafia Jepang itu.
"Itu..." ucapnya masih bingung dan ragu sambil menoleh ke Bryan, dan Bryan hanya menaikkan kedua alis dan bahunya.
"Kasih tau! Kasih tau!" pinta Emilia.
"Udah deh.. kasih tau aja.. singkat dan jangan detail banget" bisik Bryan ke Mark. Emilia merasa heran dan tambah penasaran melihat mereka berdua.
"Gini ya.. aku itu.. calon penerus gangster ayahku" jawab Mark dengan suara kecilnya.
"Gangster?! Hebatttt!!!!"
Bryan dan Mark melongo, lalu saling berpandangan gak jelas karena respon Emilia.
"Yaudah kami mau ke kantin dulu, byee!" Emilia langsung menarik Bryan ke kantin.
"Eh tunggu! Kalian kok udah gak saling cuekkan lagi?" celetuk Mark.
"Soalnya aku kesepian" jawaban mereka berdua serempak, ditambah saling cengengesan.
...
"Ada berita serem lho! Menakutkan gitu.. parahnya di kota ini!"
"Emang berita apaan?"
"Itu lho.. mafia asal Jepang itu.. kukira kalau dia masuk ke Eropa, dia bakal ke Inggris, eh malah ke sini. Mereka sekarang ada di sekitar kita.."
"Kau tahu dari mana?"
"Entahlah.. lupa, tapi yang nyebarin beritanya mafia itu sendiri, bayangkan?"
"Loh? Aku juga tahu kalau mereka mau ke Eropa, tapi jangan ke sini juga kali!!! Eh! ngomong-ngomong.. buat apa mereka ke sini"
"Mau cari kerangka besi tangan kanan yang mirip dengan kerangka besi tangan kirinya, yang kubaca sih.. gitu.."
"Eh! Berarti kalo mereka ke sini, orang yang dicarinya berada di sekitar sini"
"Emang"
"Lah bukannya ada cewek yan-"
"Lagian mereka kayak ngancem gitu... kalo gak dapet tangan kanannya tiga bulan lagi, mereka akan ngancurin kota ini. Sadis, kan?"
"Banget, eh tunggu! Aku tadi mau ngomong kalo ada cewek yang pake tangan kanan besi, sama kayak si yang... di mafia gitu"
"Dia bakal terancam"
Dua orang cewek yang tengah sibuk menggosipkan berita itu tak sengaja didengar oleh Bryan. Pastinya kaget, kan? Dan dia sudah mengira kalau yang digosipkan itu mafia Jepang dan pastinya Emilia yang memiliki kerangka besi tangan kanan yang benar-benar mirip dengan kerangka besi tangan kiri si penerus mafia Jepang.
Ketika Shane, Kian, Nicky, Mark, Bryan, Jodi, Alice, dan Emilia berkumpul...
"Ki! Gillian mana?" tanya Shane heran, soalnya terakhir kali ketemu sama Kian itu Kiannya bawa sepupunya, Gillian. Dan Shane selalu salah tingkah di dekat Gillian, karena dia suka.
"Lagi main sama temannya kali"
"Eh! Kalian tahu gak? Ada yang lagi pacaran lho!" sahut Bryan dengan sengaja.
"Siapa?" tanya semuanya kaget.
"Aku sama Emilia!" jawabnya cengengesan seraya merangkul Emilia.
"Emi..lia?!" lirih Mark sambil melihati Emilia lalu Bryan.
"Oh.. selamat ya" respon semuanya terlihat lesu, apalagi Mark. Soalnya mereka tahu kalau Mark suka Emilia, ya pastinya tau, kan?
"Jirr!! Lesu bangett.. kenapa seh??"
"Anuu... kalian udah tahu belum kalau ada lagi berita tentang mafia Jepang Yakuza?" tanya Nicky mengabaikan Bryan, Bryan merasa terkacangkan sambil memasang muka sebalnya.
"Tahu" sahut Shane.
"Kurasa.. Emilia teranca-"
"SYUT!" seketika ucapan Nicky berhenti karena Mark langsung membekap mulutnya Nicky.
"Eh aku? Aku kenapa?" tanya Emilia penasaran, sangat penasaran.
"Untuk sekarang jangan kasih tau dulu!!" bisik Mark sewot.
Bryan yang hanya diam dan menunduk dari tadi itu merasa khawatir dengan Emilia, bagaimana tidak kalau dia sudah tahu tentang berita yang beredar dengan cepat itu. Semuanya pasti was-was, kan? Yang udah tau tentang berita itu mungkin akan menjauhinya, kan? Ya masih mungkin sih.
"Mark! Tanganmu di mana?" akhirnya pertanyaan itu keluar dari mulut Alice, karena dari tadi dia memang mau menanyakan itu tapi masih malu.
"Hmm.." Mark berdehem, otaknya itu dipenuhi dengan tanda tanya karena banyak yang bertanya 'kenapa tanganmu seperti itu?' atau 'mana tangan aslimu?' dan itulah yang membuatnya kesal tapi tetap sabar.
"Gini.. sstt Bry! Kau temanin Emilia dulu, kek ajak jalan-jalan sana!" suruh Mark yang berbisik.
"Iya.. iyaa. Lia! Temenin beli jus bentar!"
"Oke"
...
"Huhhh.. dengar ya.. ini rahasia. Janji gak ngasih tau ke siapa-siapa kalo mau tau faktanya" ucap Mark disusul dengan helaan nafasnya.
"Iya..iya.. janji"
"Aku udah tahu berarti aku bisa kasih tau siapa-siapa" celetuk Nicky.
"Ntar lu yang kena basoka gua, NICK!" ancamnya melotot.
"Yaudah cepet cerita sana!" pinta Alice tak sabaran, sebenarnya yang hanya tidak tahu tentang hal itu hanya Alice dan Jodi. Bryan separuh tahu dan sisanya emang udah tahu dari cerocosan Mark.
Mark pun cerita panjang lebar, membuat yang lain sedikit bosan dengan kata-kata yang keluar dari mulutnya gegara terlalu detail nyeritainnya.
"Dah lah Mark, to the point!" pinta Jodi greget.
"Intinya cebol itu menginginkan tangan kanan Emilia, padahal aku tinggal punya waktu 3 bulan lagi. Ayahku itu benar-benar bodoh! Andai aku bukan anaknya"
"Mark! Kau gak boleh gitu, harusnya kau bersyukur masih punya orang tua" ujar Nicky sok bijak. "Kau tahu aku udah gak punya orang tua lagi, nah.. bayangkan?"
"BENERAN!" teriak mereka barengan.
"Tapi bo'ong!" celetuknya dengan cengengesan yang bisa dibilang 'gak guna'.
"Jadi, gimana dengan Emilia? Mau kau bunuh?" kali ini Shane yang ikut bicara.
"Entahlah.. kalau aku bunuh Emilia.. you know! Ya tapi kalo aku gak bunuh Emilia pasti kota ini akan hancur" ujar Mark kesal sambil mengepal kedua tangannya.
"Lebih baik kau bunuh saja"
"Eh?"
Ini belum ku cek jadi maaf kalo typo bertebaran :D
Sebenarnya diketik semalem tapi pagi ini publishnya :D
#Vomment
Thanks ^.^
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomanceMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...