Setelah lamanya berlibur, akhirnya kembali sekolah. Akhir-akhir ini Emilia marasa aneh dengan kerangka besi tangan kanannya itu. Tanpa Emilia sadari kalau dua baut untuk kerangka besi tangan kanannya itu jatuh dan hilang. Jadi terasa sangat kaku jika bergerak, dan kekuatannya tak terlalu kuat lagi. Bahkan sebab itu juga, baut-baut lain ikut lepas.
"Kau tak mengucapkan 'selemat tahun baru' dan 'selamat natal' untukku, Mark! Dari dulu kau emang jahat! Gak beruba-rubah haha! Aku aja sama" ucap Roy cengengesan gak jelas.
"Selamat natal dan tahun baru. Iyain aja, biar seneng" celetuk Mark membalas perkataan Roy.
"Hilih! Febuari bentar lagi ahay!! Hari kasih sayang dan cinta uehh... kau mau memberi hadiah ke siapa? Cewek, kan?"
"Ya iyalah, ROYYY!!" teriak Mark sabar lalu mencubit pipi Roy dengan kuat. "Tapi gak akan ada hadiah untuk cewek tahun ini, karena dia sudah gak ada" sambungnya lalu berhenti mencubit pipi Roy.
"Lea yaa, kannn? Dorr ketebak" ucap Roy sambil menggunakan gaya pistol dengan kedua tangannya itu.
"Kok kau bisa tahu?" tanya Mark antusias.
"Waktu pertemuan terakhir kau dan Lea, aku yang pulang eskul gak sengaja lihat dan dengar apa yang kalian lakuin hehe"
"Terserah kau saja, jangan gak ngasih coklat aja nanti untukku" pinta Mark sebal.
"Untuk Mark, aku bakal kasih bunga mawar aja" sahut Roy dengan gaya sedikit banci.
"Jir!!! Lebih baik gak usah kasih aku apa-apa" keluh Mark tambah kesal.
"Hihi! Kau tahu, musim semi adalah yang terbaikkk.. bentar lagi UN dan aku malas belajar. Kalo Mark pasti setumpuk buku udah dipelajarinya" ucap Roy sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"NGOK!" ketus Mark lalu menjauh dari Roy.
"OI!! Aku Cuma bercanda aihihi, santai aja bro!" Roy menyusul Mark. "Jangan ngambek lah! Kau kan paling ganteng dan kece di kelas, pas buat Lea. So, kau mau ke mana? Kok ke belakang kelas gini" tanya Roy heran.
"Mau main doang" jawab Mark lalu duduk dan mainin video gamenya sambil memakan snacknya.
"Kamvret lah! Lebih baik aku nemenin Moly"
"Bodo!"
Roy yang ikutan kesal gegara Mark itu pun pergi meninggalkan Mark, tak peduli dengan sahabat yang gaje itu.
Hari Valentine pun tiba, Mark tak membawa kado, bunga, ataupun coklat untuk siapapun. Tapi dia mendapat kado dan coklat dari banyak cewek.
"Hadiah dari mereka mainstream semua, adakah yang anti mainstream? Kek anjing peliharaan, handphone yang baru keluaran, dan lainnya lah. Ini coklat rasanya pasti coklat biasa, gak istimewa, melekat di gigi dan jadi tai gigi. Unfaedah!" gumamnya lihatin beberapa kado dan coklat sambil pergi ke belakang kelas lagi untuk main video game.
Ketika sampai di belakang kelas, dia melihat seorang cewek berdiri dengan kepala yang mendongak ke atas dan berdiri di bawah pohon, dialah Emilia yang sedang merasakan musim semi. Dia meraih kuncir yang mengikat rambutnya itu, lalu dilepaskannya kuncir itu. Rambutnya terurai panjang, indah, dan beterbangan dengan angin.
"Siapa itu? Seperti pernah lihat? Tapi imut" gumam Mark melihat cewek itu. "Bodo amat!" Mark pun mulai memainkan video game kesukaannya.
Emilia membuka matanya, dia merasa ada seseorang di belakangnya, dia pun menoleh dan melihat Mark sedang bermain. Emilia langsung mendekati Mark secara diam-diam.
"Matii..mati..matii...!!!" ucapnya geram sambil mainin video gamenya itu.
"ARGGHH!! Kalah mulu!" gerutunya langsung menghempaskan video gamenya itu ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SUMMER RAIN [END]
RomanceMemiliki tubuh yang tak sempurna mungkin sebuah nasib. Tapi, kedua orang tuanya tak tinggal diam. Mereka mencari cara tuk membuat Emilia terlihat seperti semula. Berhasil? Ya. Siapa sangka kalau perempuan seperti Emilia memiliki kerangka besi tang...