5

223 22 0
                                    

Happy reading !!!
Selamat datang di cerita WHAT IS LOVE !!!😊😙

Let's move to the story !!!😉😊😙

"Bolehkah dia menyerah sekarang ?"

~Lily Rafanda Armando~

***
1 month later.

Kedua tangannya gemetaran saat melihat dua garis biru di benda yang ada di tangannya. Air matanya tumpah membasi wajah pucatnya. Dia menangis tanpa suara. Takut orang tuanya atau kakaknya mendengarnya. Gadis itu jatuh terduduk lemas di dalam kamar mandi.

Rasanya dia ingin mati saja.

Bolehkah ? Bolehkah Lily mengakhiri hidupnya ? Bolehkah dia menyerah sekarang ?

Lily membenci dirinya sendiri.

Bagaimana ini ?

Bagaimana dia akan melanjutkan hidupnya ?

Bagaimana kedua orang tuanya nanti ?

Mereka pasti akan sangat malu.

Pantas saja dia merasa aneh belakangan ini. Dia sering merasa pusing dan mual tanpa sebab. Akhir-akhir ini dia juga merasa emosinya sering naik turun.

Dia bahkan tiba-tiba membenci nasi goreng kesukaannya. Pagi ini dia sudah dua kali muntah. Perutnya terasa sakit karena terus muntah padahal tidak ada makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Lily menyelesaikan acara mandinya dengan cepat sebelum keluar dari kamar mandi. Mengenakan seragam sekolah yang bahkan belum disetrika. Dia tidak peduli lagi.

Yang ada dipikirannya sekarang hanyalah ia harus bertemu laki-laki bajingan itu. Dia harus bertanggung jawab.

Dengan tergesa-gesa Lily menuruni anak tangga. Di sana terlihat sang papah yang sedang membaca koran di ruang tamu. Mamahnya sepertinya sedang memasak di dapur.

Lily hampir saja muntah saat mencium bau nasi goreng dari arah dapur. Dia yakin mamahnya sedang membuat nasi goreng kesukaannya.

"Pah ! Lily berangkat dulu yaa !” katanya sambil mencium punggung tangan Armando.

"Pagi bangat berangkatnya, nak. Sarapan dulu sana !” pintah sang ayah.

"Nanti di sekolah aja deh, pah. Lily buru-buru soalnya. Lily berangkat yaa, Assalaamu’alaikum !” Armando menatap anak gadisnya heran.

Ini bahkan belum jam setengah tujuh. Untuk apa Lily ke sekolah sepagi ini ?

"Lah si Lily mana, pah ? Bukannya dia sudah turun ?” tanya Fatimah.

Dia baru saja selesai menyiapkan sarapan dan berniat memanggil anaknya untuk makan.

"Sudah berangkat, katanya lagi buru-buru” jawab Armando santai.

Dia masih fokus dengan koran di tangannya. Sesekali dia menyerup kopi yang tadi dibuatkan istrinya.

"Kok papah biarin dia pergi sih, ini bahkan baru jam 06:15. Terus dia berangkat sama siapa ? Kakaknya aja masih di atas. Kalau terjadi apa-apa sama anak gadis mamah gimana ?” dumel Fatimah.

Armando melipat koran yang tadi dibacanya kemudian meletakkannya di atas meja. Benar juga, Lily berangkatnya sama siapa ? Selama ini kan dia selalu berangkt dngan Dean.

“Kenapa sih dengan anak mamah itu ? Akhir-akhri ini dia rada aneh, papah perhatiin nggak ? Dia juga sering terlihat pucat tapi pas mamah tanya dia selalu bilang nggak apa-apa” kata Fatimah tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

WHAT IS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang