Happy Reading!😉😙
"Ternyata memang benar, hal paling menyakitkan dari menunggu bukanlah waktu yang lama, bukan lelah yang datang menyerang, bukan rasa bosan yang menghantui setiap detik, tapi saat penantianmu ternyata sama sekali tidak ada artinya untuknya."
~Risa~
***
Jam sepuluh kurang lima belas menit Danish dan Lily telah sampai di apartemen mereka. Rencana untuk kumpul-kumpul di rumah Dika hari ini setelah pulang kampus pun batal. Padahal mereka sudah merencanakan itu jauh-jauh hari. Namun semua batal begitu saja. Tidak ada kata yang menyatakan pembatalan, namun setuasi sekarang sudah cukup jelas untuk membatalkan rencana itu secara otomatis.Danish memilih untuk langsung mengajak Lily pulang. Dika pun sebenarnya sama, namun sayangnya Risa menolak mentah-mentah ajakan Dika untuk pulang bersama. Gadis itu lebih memilih untuk pulang bersama Kevin. Apalagi sudah lama sejak terakhir kali mereka bertemu.
Dengan hati yang hancur Dika membiarkan pacarnya pulang bersama sahabatnya, pria yang dulu pernah menjadi yang terindah di hati gadis itu. Ahh, atau jangan-jangan sampai hari ini dia bahkan belum bisa menggantikam posisi Kevin di hati Risa. Jangan-jangan selama ini nama Kevin-lah yang masih menduduki posisi terindah di hati Risa.
Dika tidak bisa untuk membayangkannya. Hatinya benar-benar sakit. Melihat gadisnya lebih memilih pria lain daripada dirinya. Tapi, Dika juga tidak bisa egois. Dia tahu bagaimana hubungan Risa dengan Kevin dulu. Mereka adalah sahabat baik. Dan Dika berharap, sekarang Risa benar-benar hanya menganggap Kevin sebagai sahabat. Tidak lebih.
Lily langsung masuk ke kamar tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sejak perjalan pulang tadi ia bahkan sama sekali tidak mengatakan apa-apa. Saat Danish mengajaknya bicara ia hanya menjawab seadanya. Seperti orang tidak fokus. Raganya memang ada di sana, tapi pikirannya berkelana entah kemana.
"Sugar!" panggil Danish namun tak ada jawaban.
"Sugar...Sugar!" masih tidak ada sahutan dari Lily. Danish memutuskan untuk masuk ke kamar.
"Ehh! Kenapa, Dan?" tanya Lily gelagapan. Ternyata ia sedang berbaring sambil melamun. Pantas saja ia tidak dengar panggilan Danish.
Danish tampak menghela napas panjang. Wajahnya masih terlihat gusar seperti tadi. Ia tahu apa yang sekarang dirasakan Lily. Ia juga tahu sekarang istrinya sangat ingin bertemu Kevin. Melepas rindu dengan pria itu setelah hampir satu tahun berpisah.
Sial!
Danish tahu ia egois, tapi dia benar-benar tidak bisa merelakan istrinya pergi menemui pria itu. Ia tahu setidaknya salah satu dari mereka masih menyimpan rasa. Dan Danish bisa melihat itu tadi. Kevin masih menatap Lily dengan tatapan seperti dulu. Pria itu masih belum sepenuhnya mengikhlaskan Lily. Dan Lily, kedua mata gadis itu jelas memperlihatkan kebahagiaan. Dia benar-benar bahagia Kevin kembali.
"Mau makan apa, biar aku masakkan." tanya Danish kemudian.
"Tidak! Biar aku yang masak. Selama ini aku bahkan tidak pernah lagi menyentuh dapur." kata Lily cepat. Ia bangkit dan dengan cepat mengganti bajunya dengan baju santai.
Danish tidak protes, sekarang ia akan membiarkan Lily melakukan apa pun yang ia inginkan. Selain bertemu dengan Kevin tentunya. Danish belum bisa membiarkan Lily bertemu dengan pria itu sekarang. Semua terasa terlalu tiba-tiba. Membuat mereka semua sangat terkejut.
Di tempat yang berbeda. Tepatnya di rumah mewah milik keluarga Dika. Rayhan, Bagas dan Reza memilih untuk mengikuti Dika pulang ke rumah. Rumah besar itu mungkin hanya sedang dihuni oleh para pelayan dan pengawal sekarang. Saat ini kedua orang tua Dika masih berada di luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE?
Novela JuvenilHarap FOLLOW dulu sebelum baca.😊😉 Lily Rafanda Armando. Gadis cantik yang dikenal dengan kepintaran, dan segala sifat baiknya. Lily adalah gadis yang kalem dan cenderung pendiam. Ia kurang pandai dalam mencari teman baru. Karena itu, ia hanya memi...