Prolog

910 30 3
                                    

Happy reading !!!
Semoga kalian suka !
Jangan lupa vote and comment !!!😉😊😙

"Mimpi terburuk."

~Lily Ranfanda Armando~

***
Semua mata tertuju pada seorang gadis yang baru saja memasuki gerbang sekolah. Wajah cantiknya terlihat pucat dan lusuh. Mata panda dan kantung matanya dengan jelas mengatakan bahwa gadis itu habis menangis semalaman.

Penampilannya yang biasanya selalu rapi kini terlihat berantakan. Wajahnya menyiratkan kesedihan yang teramat dalam. Jilbab panjangnya berkibar-kibar tertiup angin seiring langkah kakinya yang semakin cepat.

Semua semakin bingun saat sapaan mereka sama sekali tidak digubris gadis itu. Padahal biasanya gadis itu selalu ramah kepada siapa pun.

Langkah kakinya semakin lebar membawa dirinya yang kacau ke salah satu kelas. Risa berlari keluar kelas saat melihat sahabatnya malah melewati kelas mereka. Dia mengikuti kemana langkah kaki sahabatnya itu pergi.

Suara bell berdering dengan nyaringnya tanda jam pelajaran pertama dimulai memaksa siswa-siswi yang sedang bersantai untuk masuk ke dalam kelas masing-masing.

Tapi bukan itu masalahnya sekarang. Karena mereka sudah kelas XII dan sebentar lagi mereka akan meninggalkan sekolah itu. Masalahnya adalah kemana gadis itu pergi.

"XII IPS 5, ini mata gue yang rabun apa gue yang lupa cara membaca?" Risa kembali membaca tulisan yang ada di depannya.

Kerasukan setan apa sahabatnya itu sampai berani memasuki kandang singa itu.

Risa baru saja akan membuka pintu saat sahabatnya keluar dengan menarik paksa seseorang.

Ohh my!

Sepertinya gadis itu benar-benar sedang kerasukan hantu pohon beringin. Lihat saja siapa yang sedang digelandanginya. Dan ajaibnya lagi, pria itu dengan pasrahnya mengikut saja kemana gadis itu menariknya.

Danish Luthfi Marq. Si raja hutan yang nyasar ke sekolah mereka. Musibah bagi siapa saja yang berurusan dengannya. Pria beku yang bisa lebih buas dari binatang paling buas sekalipun jika sudah kalap.

"Kenapa?" tanya Risa ketus.

Matanya menatap sangar satu-persatu sahabat Danish yang kini berdiri di depan pintu. Dan naasnya, keempat makhluk itu hanya mengangkat pungdaknya dengan kompak. Tanda mereka juga tidak tahu apa yang terjadi dengan Lily dan Danish.

Berurusan dengan geng Danish adalah mimpi terburuk di sekolah itu. Dan Risa benar-benar malas harus berurusan dengan mereka. Berurusan dengan sekumpulan binatang buas itu adalah hal terakhir yang ingin Risa lakukan di bumi ini.

Tidak.

Bukan karena dia takut. Hanya saja, jiwa buasnya terkadang tiba-tiba membara bahkan hanya dengan melihat mereka.

Risa berdecik kesal melihat pria-pria di depannya itu. Dia masih ingin bertanya tapi melihat wajah keempatnya yang sama bingungnya dengannya sudah cukup menjelaskan bahwa mereka juga sama tidak tahunya dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, Risa segera berlari menyusul sahabatnya yang kini sudah menghilang dari pandangannya.

Lagi-lagi gadis itu menjadi pusat perhatian penghuni sekolah Harapan Bangsa. Namun kini semua semakin dibuat tercengang dengan apa yang mereka lihat. Pria yang sedang ditarik gadis itu.

Danish!

Really?

Dipikir bagaimanapun juga itu tetap tidak masuk akal.

Mereka memang sama-sama terkenal di sekolah. Bahkan tidak ada yang tidak mengenal keduanya. Hanya saja, Lily terkenal karena dia adalah sang golden student dan Danish sebaliknya.

Danish adalah siswa paling bobrok yang cuma bisa membuat masalah. Mereka bagaikan langit dan bumi. Selama ini pun mereka tidak pernah sekalipun terlihat pernah saling tegur sapa.

Lantas angin apa gerangan yang membuat mereka kini terlihat sedang terikat masalah. Dan lagi, mereka tidak pernah melihat Lily sekacau itu.

Lily mengabaikan tatapan bingung dari orang-orang di keridor ataupun mereka yang menatapnya dari balik jendela. Bahkan dia mengabaikan beberapa guru yang menyapanya.

Lily tidak peduli apapun lagi selain apa yang kini menimpahnya. Dunianya hancur berkeping-keping hanya dalam hitungan detik. Dan itu semua karena pria bajingan itu.

Lily melepas dasi Danish yang sejak tadi ditariknya. Dan Danish sepertinya harus menghajar Bagas setelah ini karena menyarankannya untuk menjadi siswa teladan selama sisa waktu mereka sebelum benar-benar meninggalkan SMA Harapan Bangsa.

Saat ini mereka berada di taman belakang sekolah yang memang selalu sepi. Air mata Lily sudah menganak sungai. Suara sesegukannya terdengar begitu menyayat hati. Gadis itu benar-benar sedang kacau.

Bughh...

Danish meringis sambil mengelus pipi kirinya yang baru saja mendapat tonjokan dari tangan mungil Lily. Jujur saja dia tidak menyangka akan sesakit itu. Rasanya panas dan ngilu.

Tapi di dalam relung hati Danish yang paling dalam. Tidak ada yang lebih sakit dari melihat gadis di depannya itu menangis. Apalagi itu karena ulahnya.

"A-aku hiks aku ....hamil." tangis Lily kembali pecah setelah mengucapkan kalimat sialan itu.

Andai saja situasinya berbeda. Andai saja kabar itu diucapkan setelah adanya pernikahan. Andai saja, andai saja pria di depannya itu tidak pernah ada di dunia ini, maka semua pasti akan baik-baik saja.

Lily benar-benar membenci pria itu. Dia amat sangat membenci pria itu. Karena kehadirannya hanyalah mimpi terburuk untuk Lily.



Sedih sih, tapi semoga kalian suka ceritanya !
Jangan lupa tinggalkan jejaknya, yaa !!!😉😉😊

WHAT IS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang