30

169 16 7
                                    

Happy reading !!!😉😊😙
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ! Please, support author with vote and comment !!!😉😉😙

Silahkan tambahkan cerita ini ke daftar bacaan/perpustakaan kalian, yaa !!😉😙

So let's move to the story !!!😉😉🤗

"Jika sekarang dia terlihat baik-baik saja, maka percayalah itu adalah sandiwara terbaiknya !"

~Lily Rafanda Armando~

***
Danish menatap Lily dengan wajah datar. Namun kedua matanya dengan jelas menampakkan tatapan tajam. Lily bisa menyadari bagaimana Danish menatapnya. Seakan Lily baru saja melakukan sebuah kesalahan fatal.

"Li-Lily ! Akhirnya kamu pulang juga ! Kamu baik-baik saja, kan ?" seru Bagas yang kemudian menghampiri Lily di depan pintu kamar mereka.

Lily tersenyum lebar kepada Bagas dan Rayhan yang kini berdiri di depannya.

"Aku baik-baik saja ! Aku benar-benar minta maaf sudah membuat kalian khawatir" jawab Lily seperti biasa.

Bagas menatap Lily sendu. Tatapan matanya jelas memperlihatkan betapa pria itu menyayangi Lily. Lily bisa merasakan tatapan itu. Dan tentu saja itu membuat Lily bahagia.

Tak jauh berbeda dengan Bagas, Rayhan pun menatap Lily dengan tatapan penuh syukur. Melihat Lily pulang dalam keadaan baik-baik saja tentu saja membuat Rayhan senang.

"Aku senang kamu baik-baik saja ! Lain kali jangan keluar sendiri, okay !" ucap Rayhan tulus.

Ada nada memohon dalam kata-kata Rayhan tersebut.

Lily tersenyum lebar menatap Bagas dan Rayhan. Dia mengangguk mengiyakan.

Lily bahagia !

Meski itu bukan Danish, setidaknya masih ada Bagas dan Rayhan yang menganggapnya berharga. Masih ada dua pria itu yang masih peduli kepadanya.

Bahkan jika mereka juga hanya sedang bersandiwara. Bahkan jika itu hanyalah sebuah reka adegan. Bahkan jika itu tidak tulus. Lily tetap bersyukur karena masih ada yang mau berpura-pura menyayanginya.

Sebut saja Lily kekanakan ! Sebut saja dia lemah ! Sebut saja dia cengeng !

Hanya saja, rasanya saat ini Lily butuh sandaran. Lily butuh dukungan. Lily butuh penyokong untuk membantunya mengikuti alur sandiwara itu.

Agar dia tetap bisa berpura-pura baik-baik saja. Agar dia bisa tetap bersikap seakan sama sekali tidak terjadi apa-apa di sana.

Biarkan semua berjalan dalam kepura-puraan !

Hanya itu !

"Kamu sudah makan ?" tanya Bagas kemudian.

Lily mengangguk sebagai jawaban. Senyumnya masih setia betengger manis di atas bibir mungilnya. Tapi tidak dengan hatinya. Karena di dalam sana, hatinya sudah tak berbentuk lagi.

Mereka hanya tidak bisa melihat bagaimana hancurnya hati itu. Karena Lily adalah ahli dalam hal berpura-pura. Dia hebat dalam bersikap baik-baik saja. Dia ahli karena sudah terlalu sering melakukan reka adegan itu.

Jika sekarang dia terlihat baik-baik saja, maka percayalah itu adalah sandiwara terbaiknya.

Berpura-pura !

Lily adalah ahlinya.

"Ikut aku !" kata Danish yang kemudian dengan kasar menarik tangan Lily.

Lily meringis kesakitan karena Danish mencengkram tangannya dengan cukup kuat. Dia ingin menolak tapi sayang kekuatannya jelas kalah dari pria itu.

WHAT IS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang