44. Tentang Pilihan

94 8 0
                                    

Haru No Yuugure's NOTE : Terima kasih untuk semua yahg masih setia menunggu kelanjutan cerita WHAT IS LOVE?. Maaf karena Author tidak bisa update sesering dulu. Qodarullah Author sedang sakit dan masih dalam tahap pengobatan.

"Nyatanya, bukan hanya tersakiti yang bisa membuat hati tercabik, menyakiti seseorang pun ternyata tak kalah menyesakkan dada."

~Risa~

==============================

"Maaf memintamu kesini sepagi ini."

"Tak apa. Lagipula banyak hal yang harus kita bicarakan, bukan?"

Untuk beberapa saat kesunyian tampak menyelimuti keduanya. Terlalu banyak hal yang harus mereka luruskan. Ada begitu banyak kata yang harus mereka utarakan. Namun entah bagaimana harus memulainya. Mungkin saja semua tidak akan berakhir baik-baik saja. Setidaknya ada satu hati atau bahkan keduanya yang akan terluka.

Lantas bagaimana harus memulainya agar setidaknya hati mereka tak harus retak terlalu parah?

Mereka tidak tahu.

"Maaf."

Satu kata berjuta makna itulah yang pertama kali terdengar setelah lama mereka hanya saling terdiam. Namun hebatnya, satu kata itu seakan sudah mampu menjelaskan segalanya. Bahwa perjalanan indah yang telah keduanya lalui selama ini tidak akan bisa seperti dulu lagi. Mereka yang dulu berjalan beriringan mungkin harus berakhir di persimpangan jalan. Dimana mereka harus melangkah ke arah yang tak lagi sama.

"Maaf," katanya lagi. Menampar telak sang pria yang hanya mampu tersenyum pahit mendengarnya.

"Jadi...kita benar-benar sudah berakhir?"

"Maaf." Seakan lupa dengan kosa kata yang lain, gadis itu hanya terus mengucapkan kata maaf.

"Kita sudah sejauh ini, Sa. Apa tidak bisa kita bicarakan baik-baik?"

"Maaf."

"Jangan hanya terus meminta maaf, Sa." Pria itu tertawa namun juga hampir meneteskan air matanya disaat yang sama.

"Aku tidak igin keegoisanku terus menyakitimu. Sudah cukup selama ini aku menghancurkan hatimu dengan sikap egoisku."

"Aku tidak apa-apa, Sa. Tidak masalah jika hatimu belum bisa sepenuhnya mencintaiku. Selama itu kamu, selama aku bersamamu, maka aku akan baik-baik saja. Jadi kumohon jangan akhiri apa yang sudah kita bangun selama ini."

"Maaf. Aku tidak bisa. Aku benar-benar jahat kalau aku sampai mengiyakannya. Kamu laki-laki baik. Tidak sepantasnya kamu bersama gadis sepertiku." Gadis itu mengusap ujung matanya yang tiba-tiba mengeluarkan air mata.

"Bukan kamu yang tidak pantas untukku. Tapi, aku yang tidak pantas untukmu, Dika," katanya lagi.

"Tidak. Kamu pantas untukku, Sa. Aku benar-benar mencintaimu. Aku serius sama kamu. Aku ingin kita bisa melangkah ke jenjang yang lebih serius. Kumohon, Sa."

Risa tertawa pahit mendengarnya. Rasa bersalah semakin mendekapnya erat. Mendengar penuturan Dika membuatnya semakin yakin bahwa ia benar-benar tidak layak bersanding dengan pria itu. Pria sebaik Dika tidak pantas bersama dengan gadis sejahat dirinya. Dika pantas mendapatkan yang jauh lebih baik darinya.

WHAT IS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang